KORANMANDALA.COM – Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Syarifah Sofiah mengingatkan aparatur wilayah dan puskesmas untuk mengantisipasi dan menanggulangi TBC atau tuberkulosis dengan inovasi Aksi Geulis (Akselerasi Gerakan Eliminasi Tuberkulosis).
“Menjadi kewajiban kita untuk mengkoordinasikan semua unsur masyarakat sebagai antisipasi jangan sampai menunggu kondisinya menjadi lebih buruk, kata dia.
Pentingnya semua pihak mengantisipasi TBC, karena kasus TBC di Kota Bogor, tertinggi di Jawa Barat dan Jawa Barat tertinggi di Indonesia.
“Ini harus kita tangani dan tanggulangi,” kata Syarifah saat rapat koordinasi lintas program dan lintas sektor penanggulangan TBC di Paseban Sri Baduga, Balai Kota Bogor, Rabu 28 Februari 2024 kemarin.
Dalam kesempatan tersebut Syarifah menjelaskan, TBC bisa sembuh dengan cara minum obat secara rutin selama 6 bulan tanpa berhenti.
Sebagai informasi dalam menangani dan mengobati satu orang penderita TBC, dibutuhkan Rp 250 juta selama satu tahun hingga sembuh. Sedangkan untuk satu pasien Covid-19 hanya Rp 100 juta dalam satu tahun.
“Dampak TBC akan menurunkan kemampuan penderitanya dan jika sudah menyebar ke organ lain pada akhirnya tidak produktif dan menambah beban,” sebut sekda dalam pesan tertulisnya, Jumat 1 Maret 2024.
Saat ini kata Sekda, Kota Bogor juga tengah menangani stunting anak-anak Kota Bogor. Anak stunting lemah dan mudah terkena TBC yang bisa berdampak masukan gizi apapun akan mempersulit untuk mengembalikan kondisi anak dari stunting.
“TBC dan stunting saling berkaitan. Jadi hal ini harus kita camkan dan jadikan gerakan juga karena kerugiannya berdampak besar mengingat TBC menular lewat droplet, ujarnya.
Untuk itu penanganan TBC harus di treking, mulai dari keluarga, teman atau yang terdekat dengan penderita. Ditelusuri dan di cek, pastikan obatnya diminum. Jika penyebarannya cepat kita tidak bisa bekerja secara manual, untuk itu Dinkes Kota Bogor membuat sistem inovasi Si Geulis,” katanya.
Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, semua wilayah sudah diberikan akun Si Geulis untuk mengisi data sehingga bisa lebih terkontrol dan lebih mudah dalam memantau wilayah dan warganya.
Monitoring dan evaluasi terkait TBC terus dilakukan agar penyebarannya tidak semakin luas dan dapat ditangani lebih cepat.
“Menjadi tugas kita bersama agar warga yang sudah terkena TBC wajib minum obat secara rutin agar warga di wilayahnya terhindar dan sehat semua,” ujar Sekda.
Kegiatan rapat koordinasi diisi paparan dan FGD, salah satunya Kepala Dinkes Kota Bogor, Sri Nowo Retno yang menyampaikan analisis situasi TBC Kota Bogor dan Aksi Geulis. Termasuk praktik aplikasi Aksi Geulis.
Sekedar informasi, rencana aksi daerah dalam percepatan eliminasi TBC di Kota Bogor berdasarkan Perwali Bogor Nomor 18 Tahun 2023.
Perwali itu meliputi penguatan komitmen dan kepemimpinan Pemkot Bogor, peningkatan akses layanan yang bermutu dan berpihak pada pasien TBC, dan intensifikasi upaya kesehatan dalam rangka percepat eliminasi TBC.
Selain itu, peningkatan penelitian, pengembangan dan inovasi di bidang percepatan eliminasi TBC dan yang terakhir peningkatan peran serta komunitas, pemangku kepentingan dan multi sektor lainnya. (Nicko) ***