KORANMANDALA.COM – Bencana tanah longsor dan banjir di Kabupaten Kuningan, yang terjadi 5 – 6 Maret 2024 dipicu curah hujan dengan intensitas tinggi dan diperparah meluapnya sungai Cisannggarung, Selasa 5 Maret 2024 Pukul 17:00 WIB.
Kalaka BPBD Kab.Kuningan Indra Bayu Permana saat dikonfirmasi terkait tanah longsor dan banjir mengatakan, bencana itu terjadi di 15 Kecamatan 34 Desa dengan jenis bencana banjir dan tanah longsor.
“Akibat banjir dan tanah longsor tersebut berdampak terhadap fasilitas umum, fasilitas sosial dan pemukiman penduduk dilanda banjir,” terangnya Jumat 8 Maret 2024.
Fasilitas umum yang terdampak itu, kata Ibe sapaan akrabnya, antara lain rumah warga sarana ibadah, sarana Pendidikan, Sawah, hewan Domba, Ayam, TPT, Sungai, Gabah Kering dan lainnya.
Desa terdampak diantaranya di Cidahu Desa Datar dan Desa Bunder sudah ada Pembersihan Lingkungan dan sudah di asesment. Termasuk Desa Mekarjaya, Sukajaya dan desa Kananga Cimahi.
Pembersihan Lingkungan dan asesment
di desa Walaharcageur, dan desa Benda kecamatan Luragung.
Sementara itu, petugas BPBD melakukan Asessment lokasi bencana dan Pendampingan Mobilisasi dengan menggunakan 1 unit alat berat.
Penanganan bencana itu antara lain, di Desa Tugumulya Kec. Darma, pekerjaan mencapai 75%, Akses jalan Desa Mekarsari Desa Cipakem Kec. Maleber, menggunakan 2 unit alat berat dan 2 unit truk untuk membuang material longsoran.
Terkait penanganan bencana, lanjut Ibe, perlu adanya kajian tekhnis PVMBG di Desa Giriwaringin Kecamatan Maleber dan Desa/Kecamatan Ciwaru.
Dampak banjir dan tanah longsor tersebut perlu dikoordinasikan dengan BBWS Cimancis, PUTR, DPKPP, Dinas Ketahanan Pangan & Pertanian, Dinas Perikanan dan Peternakan, SKPD dan unsur terkait lainya untuk penanganan tindak lanjut.
Sejauh ini kata Ibe, tidak ada korban jiwa. Namun kerugian diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah. Saat ini jumlah total kerugian material masih dalam pendataan.- *** wawan jr