KORANMANDALA.COM – Sempat hilang selama sehari, seorang bocah laki-laki berusia 7 tahun ditemukan tewas di kebun milik warga.
Keterangan diperoleh KoranMandala, MA, bocah laki-laki berusia 7 tahun dinyatakan hilang setelah pamit ke neneknya untuk main pada Sabtu 16 Maret 2024, sekira pukul 10.00 WIB.
Setelah dinyatakan hilang, MA ternyata ditemukan tewas di kebun milik warga keesokan harinya, pada Minggu (17/3/2024) sekira pukul 05.30 WIB.
Selama 1 hari dinyatakan hilang, korban MA (7) warga Kampung Cijarian Kaler RT 26/RW 08, Desa Cipetir, Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi, sempat dicari oleh sejumlah warga hingga sampai waktu sahur dan menjelang waktu shalat Subuh.
Kapolsek Kadudampit, Iptu Awan Kurniawan mengatakan, sebelumnya pihaknya tidak mendapatkan laporan adanya kehilangan anak. Namun, saat Polsek Kadudampit menerima laporan penemuan mayat anak laki-laki, ia bersama sejumlah anggotanya langsung ke lokasi kejadian.
“Iya, kalau ada laporan kehilangan anak. Kan kami juga bisa ikut membantu mencari. Tapi, ini memang tidak ada laporan yang masuk soal kehilangan anak. Jadi, laporan warga yang masuk ke kita itu soal laporan penemuan mayat,” ujar Awan kepada Koranmandala.com.
Lebih lanjut Awan mengatakan, setelah mendapatkan laporan penemuan mayat itu, ia langsung melakukan koordinasi dengan Polres Sukabumi Kota. Hasil pemeriksaan sementara, korban diduga meninggal dunia karena penyakit yang dideritanya.
“Pengakuan dari keluarganya, anak itu mengidap penyakit asma dan alergi makanan. Saat tim Inafis datang ke rumah duka, posisi jasad korban itu sudah dikafani. Sempat kita buka kain kafannya, memang tidak ada bekas luka lebam atau luka apapun di sekujur tubuhnya itu,” ujar Awan.
Sementara itu nenek korban, Mimin (70) mengatakan, biasanya cucunya tersebut, jika pergi berpamitan, ia suka pergi bermain bersama teman-temannya. Namun, saat itu hingga sore hari korban tidak kunjung pulang ke rumah, padahal di bulan Ramadhan ini setiap Dzuhur cucunya berbuka puasa.
“Biasanya, cucu saya itu suka buka puasa sampai waktu Dzuhur. Nah, itu dia gak pulang ke rumah. Saya cari sampai sore juga tidak ada. Iya, kan biasanya Magrib itu waktu buka puasa sudah ada di rumah. Ini gak ada. Makanya, saya cari-cari takut buka puasanya di rumah temannya,” ujar Mimin.
Mimin sempat mengira cucunya dibawa bapaknya, karena orang tua korban telah cerai sejak MA berusia 2 tahun. Sejak perceraian itu, MA tinggal dan diurus oleh dirinya, sedangkan bapaknya bekerja di Garut, sementara ibunya bekerja di Depok sebagai asisten rumah tangga.
“Awalnya saya mengira cucu saya dibawa bapaknya. Tapi, sampai waktu malam, usai melaksanakan salat tarawih, cucu saya tidak muncul-muncul. Lalu sekitar 40 warga mencari cucu saya sambil bawa senter juga sambil berdoa oleh ustad di sini. Tapi, belum juga ketemu,” ujar Mimin.
Pencarian kembali dilakukan warga, lanjut Mimin, setelah melaksanakan shalat Subuh. Dan cucunya akhirnya ditemukan dengan kondisi sudah meninggal dunia. Anehnya, lokasi penemuan jasad cucunya pada malam pencarian kemarin sudah dilewati dan ditelusuri, namun tidak menemukan korban. (awan)***