“Secara bertahap, akan kita dorong BUMD pangan, jadi tidak saja pengelolaan pasar tapi juga mempunyai peran terhadap pola distribusi pangan yang ada di Kota Cirebon,” jelasnya.
Tak hanya itu, lanjut Agus, dengan adanya Waduli, diharapkan bisa memenuhi 4 strategi dari TPID yaitu ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, komunikasi efektif melalui transparansi harga dan kerjasama antar daerah.
“Seperti di bulan Ramadan dan menjelang Idulfitri nanti, penting bagi Pemerintah Daerah Kota Cirebon, TPID, dan segenap pihak untuk dapat menjaga stabilitas harga dan ketersediaan pasokan,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kota Cirebon, Anton Pitono mengatakan, Waduli merupakan bagian dari tindaklanjut kesepakatan kerjasama antar daerah yang difasilitasi Kantor Perwakilan Bank Indoensia Cirebon.
“Waduli ini hasil dari kerjasama antar daerah yakni lima kabupaten dan kota melalui skema Bisnis to Bisnis (B2B), yaitu menjadi pusat distribusi yang menghubungkan produsen dengan pedagang,” ujarnya.
Lebih lanjut Anton berharap agar Waduli dapat menjamin pasokan pangan dari sumber produksi dengan harga yang terjangkau. Pencantuman harga di pasar juga menjadi bagian dari upaya transparansi, di mana masyarakat dapat melihat harga sebelum memutuskan untuk berbelanja.