KORANMANDALA.COM – Menekuni usaha kue kering dan cake ini, berawal setelah mengikuti kursus di BLK Disnakertrans Kabupaten Kuningan.
“Dari hasil kursus itu, saya coba dipraktekan dirumah dan ternyata hasilnya lumayan. Secara bertahap saya tawarkan melalui medsos dan ternyata banyak pemesanan,” tutur Pengrajin kue rumahan Luki Cokiies.
Memasuki bulan Ramadhan tutur Luki Asmara selaku pengrajin kue, orderan semakin meningkat.
“Bahkan jauh sebelum Ramadhan, sudah banyak yang memesan,” tutur Luki sapaan akrabnya saat di temui di Kampung Pahing, Desa Purwasari, Kecamatan Garawangi, Kuningan Kamis 04 April 2024.
Proses pembuatan kue kering dan cake tidak menggunakan cetakan.
“Kita tidak menggunakan cetakan sehingga orang suka bentuk yang saya bikin,” katanya.
Pemesan sebagian besar ibu-ibu rumahan tapi banyak juga perorangan. Kalau pesanan dari toko “oleh oleh” hingga saat ini belum ada.
Modalnya berupa Open besar, Mixer ukuran besar dan perlengkapan lainnya. Adapun bahan baku berupa tepung terigu, gula, sagu, keju, dan telor.
Sementara ini, kue masih 4 macam artinya belum menambah varian baru.
Masih Nastar, Kastengel, putri salju, dan sagu keju. Khusus kue putri Salju banyak dipesan, karena setiap hari Lebaran kue putri Salju ini selalu menghiasi meja tamu.
Untuk harga semua varian sama dibandrol 70 ribu/per-toples ukuran 800ml, dan ada paket Duo toples harganya Rp 100 ribu/per- toples ukuran 400ml dan bebas pilih varian.
Selama bulan ramadhan ini pemesan kue kering Luki Cokiies, total lebih dari 200 toples.
Menurut Luki, untuk pencetakan nastar itu menggunakan tangan tanpa sarung. Masalahnya kalau pakai sarung sulit membentuknya. Tentunya tangan sudah steril dicuci bersih terlebih dahulu. Sedangkan untuk pengemasan ke dalam toples baru menggunakan sarung tangan.
“Alhamdulillah Luki Cookies sudah bersertifikat dan Halal,” pungkasnya.- *** wawan jr