KORANMANDALA.COM – Pusat pertokoan Jalan Siliwangi Kuningan sepanjang 200 meter sejak para PKL direlokadi ke eks lahan SDN 17 Kuningan nampak semakin indah, dan tidak kumuh lagi karena steril dari ratusan pedagang kaki lima (PKL) yang setiap hari mangkal di atas trotoar pertokoan Siliwangi Sebelah Barat dan sebelah timur.
Penataan PKL dan perubahan rute kendaraan yang digulirkan Pemerintah Daerah tersebut, mengundang Pro dan Kontra baik dari para pedagang maupun berbagai kalangan masyarakat. Suasana di pusat pertokoan Siliwangi, nampak lebih tertib, indah dan tidak kumuh lagi.
Seperti disampaikan oleh Diding Gani (54) warga Ancaran, Minggu 21 April 2024, dirinya menyambut baik kebijakan pemerintah daerah tersebut.
“Sebagai sopir angkutan kota, Saya secara pribadi sangat mendukung kebijakan tersebut. Adapun soal rizki, bagi setiap individu sifatnya relatif dan Insya Allah diberi kelancaran,” tuturnya.
Sementara itu, dengan adanya penataan dan sterilisasi di pusat pertokoan Jalan Siliwangi, sedikitnya 80 pedagang yang terdiri dari beragam komoditi dagangan seperti, sejumlah toko perhiasan Emas, toko Kain, Chiken Shop, Toko elektronik, toko Roti Nederland, toko oleh-oleh dan buah-buahan, toko makanan, kelontong dan beragam jenis komoditas lainnya mengeluh karena pembeli menjadi lebih sepi.
Seperti diketahui kebijakan bebas kendaraan di area ruko sepanjang 200 meter tersebut, membuat pedagang kesulitan untuk urusan bongkar muat.
Sebagai contoh ketika orderan barang datang, mobil tidak bisa masuk ke area pertokoan di sepanjang 200 meter. Sehingga barang-barang harus diangkut oleh kuli dengan biaya operasional lebih boros.
Jika sterilisasi pusat pertokoan Siliwangi ini diberlakukan selamanya, mereka merasa keberatan karena urusan bongkar muat barang jadi kendala.
“Dalam hal ini kami berharap mobil yang akan mengantarkan barang ke toko di pertokoan Jalan Siliwangi mendapat izin dispensasi bisa masuk untuk menurunkan barang,” pinta salah seorang pemilik toko yang enggan disebut namanya.
Berbicara masalah omzet penjualan, sambung dia, menurun drastis karena sepi pembeli. Terlebih area parkir jauh dari pusat pertokoan dan harus berjalan kaki.- *** wawan jr