Minggu, 15 Desember 2024 22:30

KORANMANDALA.COM – Seni tradisonal Genjring merupakan seni peninggalan para leluhur dan identik dengan seni tradisi yang turun temurun di pondok pesantren.

Seni Genjring di Kelurahan Winduhaji Kuningan keberadaannya tersebar di tiap lingkungan. Dari beberapa komunitas Genjring tersebut dicoba digabungkan kemudian terbentuklah “Rampak Genjring” dengan nama “Si Windu”.

Pemilihan nama itu erat kaitannya dengan Sejarah Desa Winduhaji dan Sejarah Kuningan bahkan erat kaitannya dengan Sejarah Cirebon.

Seperti diketahui di Winduhaji ada mitos berupa tempat pemandian Kuda Si Windu yaitu, di aliran dungan Lengkong atau 8 Surakatiga di Blok Cikedung.

Hingga saat ini, tempat pemandian Kuda Si Windu masih dikeramatkan. Hal itu terbukti setiap malam Jumat Kliwon digunakan untuk memandikan Kuda.
Para Pemilik Kuda dari wilayah Cijoho, Karangtawang, Awirarangan, Winduhaji dan sekitarnya datang ke sini sejak Kamis sore menjelang malam Jumat Kliwon.

Konon menurut riwayatnya, Kuda Si Windu merupakan tunggangan Pangeran Raden Aria Kamuning dalam berperang melawan musuh.

Keberadaan Seni Genjring di Winduhaji binaan jebolan Sarjana Seni itu, kerap tampil dalam berbagai acara seremonial peringatan hari-hari Besar Nasional maupun peringatan Hari Besar Islam termasuk pawai Ta’aruf MTQ Tingkat Provinsi Jawa Barat di Bekasi dan MTQ Jabar di Cirebon lalu MTQ di Kota Bandung dan mengikuti lomba “helaran budaya” se-wilayah Ciayumajakuning.

“Alhamdulillah, dari berbagai even lomba yang diikuti Rampak Genjring Si Windu kolaborasi dengan penari putri meraih sejumlah prestasi sebagai juara 1. Prestasi lainnya meraih juara 1 lomba Seni Islami di Open Space Galeri (OSG) Linggarjati dan seabreg prestasi lainnya,” ucap Ikin S.Sn, saat ditemui koranmandalam.com, Minggu 21 April 2024.

Rampak Genjring Si Windu tidak hanya tampil dalam even seremonial Hari Jadi Kuningan, juga tampil setiap bulan Maulid Nabi maupun pawai helaran khitanan massal.

“Dari segudang pengalaman tersebut Rampak Genjring Si Windu terus berproses, dengan pengorbanan waktu, tenaga, pikiran, materi dan dukungan berbagai pihak, baik dukungan insan seni, swasta dan pemerintah kami berharap kesenian tradisional Genjring ini tetap lestari dan diwariskan kepada anak cucu Kita,” pungkas Ikin Sang Maestro Genjring dan Koreographer ini.- *** wawan jr




Sumber:

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News dan KoranMandala WA Channel

Kontributor Koran Mandala

Exit mobile version