KORANMANDALA.COM – Ratusan massa yang tergabung dalam Gerakan Bojongraharja Memanggil (GBM) melakukan unjuk rasa di PT GSI Cikembar, Jalan Raya Pelabuhan II, Desa Bojongraharja, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi pada Kamis 25 April 2024.
Para peserta aksi mulai berdatangan sambil membawa sejumlah spanduk yang bertuliskan kecaman di bunderan pintu masuk PT GSI Cikembar pada sekira pukul 08.00 WIB. Dengan menggunakan mobil komando, massa melakukan orasi menyampaikan kekesalan warga.
Warga menyesalkan maraknya pungutan liar (Pungli) terhadap warga yang hendak melamar kerja ke perusahaan yang bergerak dalam bidang pengolahan sepatu ekspor tersebut. Aksi demonstrasi tersebut mendapatkan pengawalan ketat dari petugas Polres Sukabumi.
Salah seorang warga Kampung Dano Kidul RT 03/RW 08, Desa Bojongraharja, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi, Muhammad Rafi (21) mengatakan, ia mengaku telah berulangkali melamar kerja ke PT GSI Cikembar, namun belum mendapatkan panggilan untuk bekerja.
“Saya ngelamar dari 2021 sampai sekarang ditotalin sudah sampai 7 kali melamar kerja, tapi belum ada kepastian dan belum ada jawaban juga sudah 7 kali daftar itu,” ujar Rafi saat ditemui di depan pintu masuk PT GSI Cikembar.
Lebih lanjut Rafi mengatakan, ia melamar melalui rekruitmen link PT GSI Cikembar, seleksi Desa Bojongraharja dan lainnya. Namun dirinya tidak mengetahui alasannya hingga saat ini belum dipanggil untuk mulai bekerja.
“Iya, gak tahu apa alasannya, padahal rumah saya itu jaraknya sangat dekat dengan pabrik PT GSI Cikembar ini. Iya, ada sekitar 100 meteran. Tapi, tetap saja saya gak masuk kerja di sana, sementara warga dari daerah lain bisa masuk,” ujar Rafi.
Terlebih lagi, lanjut Rafi, dirinya lebih kecewa kepada manajemen PT GSI Cikembar setelah mengetahui maraknya aksi pungli terhadap warga yang hendak bekerja. Penerimaan karyawan bukan berdasarkan kemampuan atau prioritas warga terdekat, melainkan karena sogokan.
“Ada banyak yang nawarin kerja di PT GSI Cikembar itu, cuman itu harus ada uang untuk harganya Rp17.500.000 juta untuk laki-laki. Kalau untuk perempuan agak kurang harganya sekitar Rp10 juta ke bawah,” jelas Rafi.
Rafi menambahkan, bukan rahasia lagi, beberapa temannya bisa masuk bekerja melalui jalur pungli.
“Untuk orang yang punglinya saya kurang tahu, tapi katanya ada orang HRD yang terlibat di dalam perusahaan tersebut,” ujarnya.- *** awan