KORANMANDALA.COM – Kota Bogor menjadi pionir dalam program Intensifikasi dan Integrasi Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KBKR) di wilayah Jawa Barat.
Program ini diinisiasi oleh Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Bogor, dan dilaksanakan bersama berbagai pihak untuk meningkatkan partisipasi dalam program Keluarga Berencana (KB) serta mempercepat penurunan angka stunting.
Sheila Virarisca, Ketua Tim Kerja Pelayanan Khusus BKKBN pusat, menyatakan bahwa Kota Bogor menjadi contoh yang menginspirasi daerah lain di Jawa Barat dalam mengintensifkan dan mengintegrasikan pelayanan KBKR.
“Kami sangat bangga karena ini menjadi inisiatif awal untuk teman-teman kabupaten/kota lain di Jawa Barat. Gerakan bersama-sama dalam Intensifikasi dan Integrasi Pelayanan KBKR merupakan langkah penting untuk memberikan manfaat kepada masyarakat,” kata Sheila dalam acara sosialisasi di Makodim 0606/Kota Bogor pada Selasa lalu.
Salah satu bentuk inisiatif yang dikembangkan Kota Bogor adalah kolaborasi lintas sektor, melibatkan TNI-Polri, pihak swasta, organisasi profesi, dan masyarakat luas.
Sheila menyebut bahwa angka Contraceptive Prevalence Rate (CPR) atau prevalensi kontrasepsi modern di Kota Bogor telah melampaui rata-rata nasional. Hal ini mencerminkan keberhasilan program KBKR di kota tersebut.
Selain itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Syarifah Sofiah, mengapresiasi kolaborasi yang terjadi dalam pelaksanaan program ini.
“Kegiatan ini luar biasa karena melibatkan banyak pihak, termasuk TNI-Polri, rumah sakit swasta, organisasi profesi, dan diadakan di Makodim. Semua komponen profesi kita jadikan kekuatan untuk menyukseskan program ini. Dengan demikian, angka kelahiran di Kota Bogor berhasil ditekan hingga berada di bawah rata-rata nasional,” kata Syarifah, saat ditemui di balai kota Bogor, Jumat 26 April 2024.
Di pihak TNI, Kolonel Fikri Ferdian, Dandim 0606 Kota Bogor, menegaskan komitmen TNI dalam menjalankan instruksi presiden untuk mendukung program KB dan menurunkan angka stunting.
“Keterlibatan Kodim dalam program ini penting karena kami memiliki banyak kader seperti Babinsa yang juga berfungsi sebagai pendamping. Mereka harus memahami program KB dan kesehatan reproduksi untuk mewujudkan generasi Indonesia Emas 2045,” jelasnya.