Senin, 16 Desember 2024 2:44

KORANMANDALA.COM – Lokakarya 7 Program Pendidikan Guru Penggerak (PPGP) Angkatan 9 tahun 2024 berlangsung di Aula SMK Negeri 3 Kuningan dibuka secara resmi oleh Pj.Bupati Kuningan Iip Hidayat, Sabtu 27 April 2024

Program Pendidikan Guru Penggerak angkatan 9 ini memasuki fase akhir dengan digelarnya Lokakarya 9 “Panen Hasil Belajar”.

Dalam Lokakarya ini, setiap Guru penggerak bersama Team menampilkan hasil karya selama proses pembelajaran berlangsung. Tiga agenda dalam lokakarya 7 yaitu Kelas belajar CGP, Pameran Hasil Program dan Kelas berbagi CGP.

Calon guru Penggerak yang terlibat meliputi 134 orang dengan rincian, 19 orang Guru TK, 47 orang Guru SDN, 34 orang Guru SMP, 13 orang Guru SMA, 19 orang Guru SMK dan 2 orang guru SLB.

Program pendidikan Guru Penggerak merupakan program pengembangan profesi berkelanjutan melalui pelatihan dan kegiatan kolektif guru.
Tujuannya yaitu memberikan bekal kemampuan Kepemimpinan pembelajaran dan Pedagogik kepada Guru, sehingga mampu menggerakan komunitas belajar, baik di dalam maupun di luar sekolah.

Lebih jauh Guru penggerak diharapkan dapat mewujudkan SDM unggul yang bersifat holistik dan tidak hanya berfokus pada kemampuan kognitif saja.

Diantaranya pengembangan nilai-nilai karakter dalam membentuk kepribadian peserta didik yang santun, ramah, berakhlak baik, kreatif mandiri dan mengembangkan sikap toleransi.

Pj Bupati Iip Hidajat, menyebutkan mengikuti program pendidikan Guru Penggerak tidaklah mudah. Karenanya harus mengikuti seleksi yang ketat dari Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Pendidikan Kemendikbudristek.

“Saya mengapresiasi para Guru yang telah berjuang mengambil peran menuju transformasi pendidikan untuk pembelajaran yang berpihak murid dan pemberlajaran yang memerdekakan,” ungkapnya.

Terkait tagline “Beu Sakola”, Iip berharap, para Guru harus mampu mengembangkan model dari Program Pendidikan Guru Penggerak karena sejalan dengan tagline tersebut.

Pj. Bupati Iip menegaskan, kita fokus dalam upaya menaikan indikator angka partisipasi masyarakat guna melanjutkan sekolah atau rata-rata lama Sekolah yang memang belum optimal. Tahun 2023 kemarin baru mencapai 7,89/tahun.

Diharapkan tahun mendatang diproyeksikan harus lebih lama lagi meningkatkan angka lama sekolah tersebut.- *** wawan jr




Sumber:

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News dan KoranMandala WA Channel

Kontributor Koran Mandala

Exit mobile version