KORANMANDALA.COM – Tidak menyangka menjadi korban duel antar siswa SMP, air mata Sri Mulyani (44) terus mengalir saat melihat anaknya, PD (13) terbujur kaku di Instalasi Jenazah RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi, Minggu 5 Mei 2024 dini hari.
Pada hari nahas itu, Sabtu (4/5/2024) sekira pukul 16.00 WIB, korban menghampirinya untuk meminta izin main ke luar rumah. Sri yang sempat melarang karena waktu sudah mau menjelang malam, namun korban tetap memaksa pergi.
“Saya bertanya ke adiknya, Dede Aa kemana? Udah berangkat Bu kata adiknya, ah udah we ibu teh lemes badan teh ya, ibu teh tiduran aja masyaallah anak teh teu benang dicaram (ga bisa dinasehatin) kata ibu teh gitu ya,” ujar Sri saat ditemui di ruang Instalasi Jenazah RSUD R Syamsudin SH.
Pada sekira pukul 18.00 WIB, lanjut Sri, ada tetangganya yang mengetok pintu rumahnya dan memberitahukan bahwa anaknya ada di klinik Tabayyun. Tidak lama, tanpa sempat menjelaskan alasan anaknya ada di klinik Tabayyun, tetangganya pun mengajaknya untuk mendatanginya.
“Nyampe di klinik, saya ini yang nanganin kata dokternya, dijahit lima jahitan terus pendarahan katanya, sekarang udah enggak. Terus saya bilang anaknya gimana? sadar enggak? katanya enggak sadar,” ujar Sri.
Lalu dokter menjelaskan, lanjut Sri, ada tulang kepala anaknya dan korban dirujuk masuk ke RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi (Bunut). Setelah itu dirinya diminta untuk menyusul anaknya yang sudah dibawa ambulans berangkat lebih dulu.
“Ya udah saya langsung ke sini, nyampe sini udah ga ada (meninggal dunia). Waktu berangkat dia mah ga bawa motor dijemput. Sehari-harinya anak laki ya gitu aja biasa, main di rumah, suka main di deket (sini) ke Cibatu, main pulang lagi, ini mah (kemarin) Maghrib belum pulang,” ujar Sri.
Sri berharap, aparat Kepolisian dapat cepat mengungkap dan menangkap pelaku penganiaya anaknya agar ada efek jera sehingga peristiwa serupa seperti ini tidak terjadi lagi, seperti yang terjadi pada anaknya.- *** awan