KORANMANDALA.COM – Badan Penanggulangan Bencana daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat dipimpin langsung oleh Ketua BPBD Provinsi Jawa Barat Herman Suryatman, menggelar Gladi lapang (Field Training Exercise) erupsi Gunung Ciremai, di kawasan TNGC Palutungan, Desa Cisantana, Kuningan Rabu 08 Mei 2024.
Gladi ini dalam rangkaian Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) bertujuan untuk menguji berbagai protokol yang telah disepakati bersama oleh Tim Siaga Bencana dan masyarakat desa, serta melatih koordinasi komunikasi dan peran Tim Siaga Bencana, dengan meliputi 3 hal, edukasi, mitigasi dan simulasi.
Melalui Gladi lapang ini, diharapkan jatuhnya korban jiwa akibat bencana erupsi Gunung Ciremai dapat diantisipasi karena masyarakat sudah mengetahui tindakan apa yang harus dilakukan pada saat kondisi darurat terkait bencana yang kemungkinan terjadi.
Gladi Lapang ini berlangsung selama 2 hari, 7-8 Mei 2024 melibatkan anggota BPBD Jabar, BPBD (Kuningan, Majalengka dan Cirebon), TNGC, Perangkat Daerah Kuningan terkait ; Dinkes, Satpol PP, Dishub, Dinsos, Babinsa dan babinkamtibmas serta segenap unsur masyarakat.
Sekda Jabar Herman Suryatman, selaku Kepala BPBD Provinsi Jawa Barat saat membuka acara mengatakan, Apel ini merupakan satu bentuk kesadaran yang harus ditanamkan oleh setiap dari kita. Baik aparatur, masyarakat maupun organisasi pegiat lingkungan karena kita hidup dan besar di Jawa Barat yang notabenenya rawan bencana” ujar Herman yang baru dilantik sekitar sebulan lalu menjadi Sekda Jabar.
Kesadaran ini lanjut Herman, harus diiringi oleh perasaan takut yang secara tidak langsung akan menanamkan sifat kewaspadaan. Herman menganalogikan keadaan di Jepang sebagai Negara rawan bencana yang sering terjadi Gempa bumi dan Tsunami.
“Karena perasaan takut membuat mereka mengantisipasi sesuatu yang sering terjadi. Lihat saja, jika di sana terjadi bencana, mereka akan cepat recovery, cepat bertindak, yang akhirnya membuat mereka Maju. Begitupun di Eropa, mereka takut akan datangnya musim dingin berkepanjangan, mereka membuat teknologi yang akhirnya membuat mereka semakin maju”
Meski rasa takut harus dimiliki, tapi tidak boleh ada perasaan ketakutan.
“Takut boleh, ketakutan jangan. Maka dari itu, apel pagi ini merupakan salah satu langkah antisipatif yang perlu kita lakukan sehingga tumbuh rasa aware dalam melihat setiap hal yang berpotensi bencana. Mari kita bersama-sama, bahu-membahu, sabilulungan, untuk atisipasi terhadap bencana” ujar Herman.
Sementara itu, Pj Bupati Iip Hidajat menyebutkan Kuningan merupakan Kabupaten dengan cakupan wilayah 60 persen Gunung Ciremai, Puncak tertinggi Jawa Barat.
“Itulah kenapa Apel Gladi Lapang kesiapsiagaan erupsi di Kuningan. Keberadaan sebuah Gunung, berpotensi ada kebencanaan. Maka Simulasi ini merupakan upaya penguatan stakeholder bersama warga masyarakat untuk mengantisipasi kebencanaan. Melalui apel ini juga kami akan memperkuat kembali peran relawan kebencanaan untuk selalu aware terhadap hal-hal yang akan terjadi” ungkapnya.- *** wawan/hendra