KORANMANDALA.COM – Pj Bupati Kuningan, Iip Hidajat, didampingi Sekretaris Daerah, Dian Rachmat Yanuar dan Kadisdikbud, U. Kusmana melakukan kunjungan silaturahmi, Selasa sore 14 Mei 2024 ke kediaman keluarga almarhum Ahmad Satari atau dikenal dengan nama panggilan Pak Kucit. Disebut Kucit karena pernah menjadi Kuwu Citangtu disingkat Kucit. Sekarang status desa itu menjadi Kelurahan Citangtu.
Kunjungan ini merupakan langkah dalam hal menggali keistimewaan sejarah dan budaya Kabupaten Kuningan terhadap musik angklung.
Yeni (53) Wanita paruh baya salah seorang anak angkat, mengingat Pak Kucit tidak punya keturunan, kini tinggal di rumah warisan Pak Kucit
Yeni mengaku masih mengingat betul kala ayah angkatnya (Pak Kucit) membuat Angklung diatonis bersama Daeng Sutigna.
“Saya masih ingat peristiwa tempo dulu ketika bapak membuat musik Angklung. Dulu suka nyari bambu di kebun di Citangtu, tapi kalau kehabisan bahan baku bambu suka nyari ke Desa Cigedang, Kecamatan Luragung” katanya.
Sangat disayangkan, meskipun memiliki catatan sejarah penting, namun tidak ada satupun angklung tersisa di kediaman Pak Kucit.
“Dulu sering buat angklungnya di halaman dalam rumah. Tapi seiring waktu, namanya bambu jadi rapuh, dimakan rayap. Terus tidak ada penerus atau regenerasi,” ujar Yeni.
Kendatipun begitu, Sekda Dian berujar bahwa Peninggalan mahakarya Pak Kucit bersama Daeng Sutigna telah membawa angklung menjadi lebih modern dan dapat dipergunakan saat ini untuk mengiringi musik kontemporer.
“Saat itu menjadi Kadisdikbud beberapa tahun silam saya menggagas untuk mendeklarasikan Kuningan sebagai Kabupaten Angklung. Bukan tanpa alasan, Angklung mengajarkan kita berharmonisasi dengan alam sekaligus menjadi upaya kita untuk lebih mengenalkan Kabupaten Kuningan sebagai akar sejarah, sebagai rumah cikal bakal angklung diatonis.” katanya.
Sementara itu, Pj Bupati Iip Hidajat mengaku kaget ketika mengetahui bahwa angklung diatonis itu berasal dari Kuningan.
“Saya asli Bandung, tahu angklung ya dari saung Ujo. Ketika menjadi Pj Bupati dan diberi tahu bahwa ada sejarah penting tentang angklung yang ternyata berasal dari Kuningan, saya tertarik. Insya allah kita akan buat mekanisme agar catatan sejarah ini dapat diketahui banyak orang”
Sementara itu, kuningan dikenal masyarakat luas memiliki peran penting dalam perjalanan historis musik angklung.
“Siapa pun ketika orang bicara angklung, kita harap mereka teringat Kuningan. Saya ingin selain sebagai Kabupaten Konservatif, Kuningan juga dikenal sebagai Kabupaten berbudaya karena mengingat sejarah terkait lahirnya Angklung Diatonis ini” harap Pj.Bupati Iip Hidayat.- *** wawan jr