KORANMANDALA.COM – Para petani di wilayah kabupaten Kuningan, belakangan ini mengeluh akibat tanaman padinya jadi sasaran hama penggerek batang padi (scirpophaga incertulas) dengan luas tambah serangan (LTS) 9 hektar, namun masuk kategori ringan.
Sedangkan luas keadaan serangan 15 hektar kategori ringan. Selain itu sedikitnya 74 hektar tanaman padi terancam serangan hama dengan luas pengendalian 25 hektar atau total 0,99 persen kategori ringan.
Demikian disampaikan Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kuningan Dr Wahyu Hidayah, saat dikonfirmasi Rabu 15 Mei 2024.
Lebih lanjut dikatakan, luas areal tanaman padi di Kabupaten Kuningan meliputi area 12.346 hektar dengan varietas antara lain, Inpari, IR64, mekongga Ciherang dan Hibrida Mapan.
Keadaan umur tanaman cukup bervariasi dari mulai umur 1 hari setelah tanam (HST) sampai panen, dominan umur antara 10 – 85 HST.
Sementara itu, hawar daun bakteri (BLB/Kresek) dengan luas tambah serangan (LTS) 9 Ha, dengan luas keadaan serangan 15 Ha kategori ringan dan tanaman padi yang terancam seluas 50 Ha, namun masuk kategori ringan dengan luas pengendalian 13 Ha (total 0,7 % ringan).
Berikutnya BLAS (Pyricularia Oryzae) dengan LTS nihil, namun luas keadaan serangan 6 Ha kategori ringan dengan luas terancam/waspada 119 hektar dan luas pengendalian 6 Ha (total 1.06%). Menyusul hama Wereng Coklat (Nilaparvata Lugens) dengan LTS 49 HA, sedangkan luas keadaan serangan 58 HA kategori ringan, sementara luas terancam/ waspada 600 HA danuas pengendalian 136 HA (total 6,82% kategori ringan).
Sebagai upaya untuk pengamanan produksi, terang Dr. Wahyu, perlu upaya secara maksimal dalam penerapan/aplikasi teknologi dan berpedoman pada prinsip pengendalian hama terpadu (PHT).
Ada lima jurus untuk optimalisasi produksi antara lain;
1. Budidaya tanaman sehat,
2. Penyeimbangan komponen ekobiota lingkungan.
3. Pelestarian musuh alami,
4. Pemantauan ekosistem secara terpadu.
5. Mewujudkan petani aktif sebagai ahli pengendalian hama terpadu (PHT).- *** wawan jr