KORANMANDALA.COM – Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Indramayu mengalami peningkatan signifikan pada awal tahun 2024.
Berdasarkan data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIMRS), jumlah pasien DBD yang dirawat di RSUD Indramayu mencapai 64 orang dari Januari hingga Mei 2024.
Angka ini meningkat tajam dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu sebanyak 11 kasus, menunjukkan lonjakan sebesar 600 persen.
Menurut Humas RSUD Indramayu, Tarmudi, peningkatan ini memerlukan perhatian serius dari semua pihak, baik dari segi pencegahan maupun penanganan di rumah sakit.
“Pada periode yang sama di 2023 jumlahnya hanya 11 kasus, jadi ada kenaikan sekitar 600 persen,” jelas Tarmudi di RSUD Indramayu, Jumat 17 Mei 2024.
Dari 64 pasien yang dirawat, satu anak berusia 6 tahun dilaporkan meninggal dunia. Tarmudi menyebutkan bahwa kematian tersebut mungkin disebabkan oleh daya tahan tubuh yang lemah dan keterlambatan penanganan.
“Kemungkinan disebabkan karena daya tahan kondisi tubuhnya, dan mungkin ada keterlambatan untuk mendapatkan penanganan saat di rumah, terutama penanganan lanjutan di rumah sakit,” tambahnya.
Mayoritas pasien yang dirawat di RSUD Indramayu adalah anak-anak, dengan hampir 95% di antaranya adalah balita. Namun, beberapa kasus juga melibatkan pasien dewasa meskipun jumlahnya tidak signifikan.
“Kebanyakan pasien adalah anak-anak dan balita, tapi ada juga pasien dewasa meski tidak begitu banyak,” ungkap Tarmudi.
Untuk mengatasi lonjakan kasus ini, RSUD Indramayu telah meningkatkan kapasitas dan kesiapan dalam memberikan pelayanan terbaik kepada pasien DBD.
Tarmudi menekankan pentingnya peran serta masyarakat dalam upaya pencegahan melalui Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan melakukan 3M: Membersihkan, Menguras, dan Mengubur genangan air yang dapat menjadi sarang nyamuk Aedes aegypti.
“Kami menghimbau agar masyarakat aktif dalam Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan melakukan 3M. Jika ada genangan air segera dilakukan gerakan PSN sehingga tidak menjadi tempat bertelur dan berkembangnya nyamuk Aedes aegypti,” imbaunya.
RSUD Indramayu juga bekerja sama dengan dinas kesehatan dan puskesmas setempat untuk mengoptimalkan upaya pencegahan dan penanganan kasus DBD.
Tarmudi berharap angka kasus DBD tidak terus meningkat dan bisa dihentikan pada bulan Mei ini. “Kami berharap dengan upaya-upaya pencegahan dari dinas kesehatan dan puskesmas, semoga tidak ada peningkatan lagi. Kami selalu siap memberikan pelayanan dan penanganan terbaik untuk kasus-kasus DBD,” harapnya.
Selain itu, RSUD Indramayu terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai pentingnya pencegahan DBD dan tindakan yang harus dilakukan jika ada anggota keluarga yang terindikasi terkena DBD.
Keterlibatan seluruh elemen masyarakat sangat penting untuk mengurangi angka kejadian DBD dan mencegah terjadinya wabah yang lebih besar di kemudian hari.
Dengan komitmen yang kuat dari RSUD Indramayu dan dukungan dari masyarakat, diharapkan kasus DBD di Indramayu dapat segera terkendali dan tidak menimbulkan korban jiwa lainnya.
RSUD Indramayu tetap siaga dan siap memberikan pelayanan optimal untuk semua pasien DBD yang membutuhkan perawatan intensif. *** (Chs)