KORANMANDALA.COM – Penurunan omset dialami oleh penyedia jasa hiasan hantaran atau seserahan akhir-akhir ini.
Hantaran atau seserahan dikenal sebagai barang-barang bawaan dalam pernikahan yang dipersembahkan oleh pengantin laki-laki kepada pengantin perempuan.
Menurut Enung (40), warga kampung Panunggangan, desa Sukabakti, kecamatan Tarogong Kidul, omsetnya menurun sejak munculnya YouTube.
“Memang kemajuan teknologi sangat membantu bisnis, termasuk usaha saya karena bisa mempromosikan usaha,” katanya kepada Koranmandala.com Minggu, 2 Juni 2024.
“Namun, penurunan omset terasa sejak adanya YouTube, karena masyarakat yang awalnya tidak bisa menghias hantaran kini sudah bisa membuatnya sendiri,” tambahnya.
Biasanya, penyedia jasa hantaran mendapatkan order pada musim pernikahan, dua bulan sebelum hari H.
Dalam sebulan, mereka bisa menerima hingga enam pesanan.
“Sekarang, setelah adanya sosmed terutama YouTube, omset turun drastis. Paling hanya ada dua konsumen dalam sebulan pada musim pernikahan,” keluhnya.
“Meskipun jasa menghias sepi, masih ada yang menyewa box hantaran,” tambahnya.
Harga jasa hantaran bervariasi tergantung dari box yang disewa. Model box terbaru dengan material bagus akan lebih mahal.
Box berbahan kardus dengan aksesori sederhana dihargai Rp 500.000 untuk 20 box, sedangkan box berbahan lux dengan alas kayu berukir dan penutup akrilik disewa Rp 100.000 per box, belum termasuk jasa hias.
Enung telah menekuni usaha jasa hantaran selama kurang lebih 8 tahun dan mengalami penurunan omset sejak pandemi Corona.
Menurut Enung, meskipun ada YouTube, hasil pengerjaan tetap berbeda, seperti teknik pemasangan jarum pentul yang digunakan untuk merekatkan.
Tidak hanya teknik pemasangan jarum pentul, tetapi juga teknik pengemasan dengan tutup kertas kaca berbeda antara yang mengikuti kursus dan yang tidak.
Meskipun teknologi berkembang pesat, pendidikan tetap dibutuhkan untuk membentuk karya seni yang memberikan kepuasan dan hasil optimal.- ***