KORANMANDALA.COM – Di tengah kemajuan zaman dan modernisasi, perahu eretan sebagai jasa penyeberangan di sungai Cisadane, Kampung Keramat RT01 RW01, Kelurahan Panaragan, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, tetap eksis sejak pertama kali dibuat pada tahun 1980.
Awal mula kehadiran perahu eretan ini berasal dari inisiatif pemilik pabrik tahu di wilayah tersebut. Sang empunya pabrik tahu merasa perlu ada alat transportasi yang efisien untuk mengantar pesanan tahu ke pasar dan pelanggan setianya.
“Awalnya dari pabrik tahu, kalau mau kirim pesanan itu kejauhan lantaran harus muter dan menggunakan Bemo waktu itu,” kata Maman Suparman, pemilik perahu eretan, Minggu 9 Juni 2024.
Menurut Maman, keberadaan perahu eretan kini tidak hanya menjadi alat transportasi, tetapi juga menjadi ikon Kota Bogor, khususnya di Kecamatan Bogor Tengah.
Meskipun jarak lintasan penyeberangan hanya sekitar 15 hingga 20 meter antara kampung, perahu ini memiliki peran penting bagi warga setempat.
“Memang bisa menghubungkan dari Kelurahan Panaragan ke Kelurahan Pasir Jaya, kadang anak sekolah setiap paginya dan menjadi manfaat bagi warga juga adanya perahu eretan ini,” tambah Maman.
Yang menarik, Maman tidak menetapkan tarif tetap untuk jasa penyeberangan. Warga biasanya memberikan secara sukarela sekitar Rp 2.000, dan kadang lebih.
“Kalau saya tidak memberikan tarif untuk jasanya sekedar sukarela, banyak juga warga yang memberikan lebih dari itu,” ujarnya.
Perahu eretan ini telah mengalami beberapa kali pergantian, dari yang awalnya terbuat dari bambu, kini menjadi lebih permanen dengan bahan besi.
Maman mengoperasikan perahu ini dengan menggunakan tambang untuk mengerek perahu menyeberangi sungai.
Meskipun ada rencana pembangunan jembatan, Maman berharap perahu eretan yang telah menjadi tradisi dan ikon kampung tetap dipertahankan.
Selain sebagai alat transportasi, perahu ini juga berpotensi menjadi objek wisata lokal ketika suasana sungai Cisadane bersih.
“Sempat adanya rencana pembangunan jembatan, tetapi saat ini tidak ada. Andaikata memang ada, saya tetap ingin perahu eretan harus ada karena sudah menjadi tradisi juga,” kata Maman mengakhiri obrolannya.(Nicko) ***