KORANMANDALA.COM – Pemilu Gubernur Jawa Barat 2024 semakin dekat, ditandai dengan persaingan ketat di antara para bakal calon.
Kampanye kali ini diprediksi akan lebih panas, dengan berbagai strategi inovatif dan kreatif yang diterapkan untuk menarik hati pemilih.
Salah satu strategi utama yang digunakan para calon adalah pemasangan baliho dan penggunaan media sosial. Kedua metode ini diharapkan dapat membantu meningkatkan popularitas dan menarik perhatian calon pemilih.
Baca Juga : Maraknya Spanduk Kampanye Ancam Estetika Kota Bandung Jelang Pemilihan Walikota
Dewan Pembina di HIMA Ikom Universitas Langlangbuana Rizki Akbar menilain saat ini efektifitas kampanye melalui media sosial akan lebih efektif ketimbang menggunakan baliho atau spanduk. Hal itu karena pengguna media sosial sangat tinggi.
Pria yang akrab disapa Kibar itu juga memberikan contoh saat komedian Komeng yang bisa masuk Senayan dengan mudah tapi tidak ada satu pun baliho yang terpasang di pinggir jalan
“Kalau untuk baliho tidak begitu efektif karena yang pertama cuma bikin bala kota Bandung aja. Kita ambil contoh yang kemarin komeng ya, itu kita nggak lihat balihonya, nggak lihat cara dia memperkenalkan dirinya tapi dia tetap terpilih. Jadi ini bukan tentang bagaimana baliho yang besar tapi bagaimana gambaran dia sebagai pemimpin,” ujar Kibar pada 21 Juni 2024.
“Kalau untuk kampanye menggunakan media sosial. Dibilang efektif atau tidak, sama-sama aja ya. Karena cara mempromosikan itu tidak semua orang juga lihat. Mungkin anak-anak muda sekarang lebih aktif menggunakan Instagram, TikTok, atau Twitter. Nggak banyak yang mau tahu perihal politik,” tambahnya.
Kibar menyarankan agar para calon gubernur mengadopsi strategi komunikasi verbal dan non-verbal yang lebih efektif, seperti blusukan langsung kepada masyarakat atau mengikuti tren populer, misalnya perayaan Persib Bandung juara.
“Strategi ini akan membantu para calon memikat hati masyarakat Jawa Barat dan membangun citra positifnya,” tambahnya.