KORANMANDALA.COM – Binojakrama Pedalangan 2024 Tingkat Kabupaten Kuningan, cenderung kurang peminat bahkan sangat minim peserta karena jumlah Dalang yang ikut tampil hanya 12 orang peserta. Jumlah itu pun terdiri dari tiga kategori, yaitu Dalang Cilik 4 orang, Madya 3 orang dan Dewasa 5 peserta.

Hal itu diungkapkan Ki Dalang Aan Anjasmara Hamzah saat diwawancara koranmandala.com di sela Binojakrama Pedalangan se-Kabupaten Kuningan di halaman Balai Desa Garawangi, Kecamatan Garawangi, Senin 24 Juni 2024.

Namun demikian imbuh Aan Anjasmara, meski peserta sedikit paling tidak kiprah Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) dan Disdikbud memiliki andil dalam melestarikan dan mengembangkan seni Wayang Golek.

BACA JUGA: Baru Update! 18 Akun FF Sultan Masih Aktif Hari Ini 24 Juni 2024, Banjir Skin, Emote Langka dan Puluhan Diamond Gratis

Ke depan pertunjukan Wayang Golek dituntut harus menyesuaikan dengan kebutuhan anak dan generasi muda, baik dari sisi penyajian atau kemasan lainnya.

Dari keduabelas Dalang tersebut akan dipilih Dalang terbaik sesuai kriteria di masing-masing kategori. Selanjutnya Dalang pinilih terbaik akan diikutsertakan dalam binojakrama Pedalangan tingkat Provinsi Jawa Barat.

“Diketahui dalam dunia Pedalangan, era tahun 1990 an Kuningan pernah tampil meraih jawara yaitu, Ki Dalang legendaris Djojo Hamzah HS”.

Sementara itu, Pj Bupati Kuningan Iip Hidajat di sela acara pembukaan menyebutkan bahwa, pelestarian kebudayaan melalui binojakrama ini sangat perlu, selaras dengan peribahasa “Hana nguni hana mangke tan hana nguni tan hana mangke”.

“Kalimat ini merupakan Bahasa Sunda Kuno yang berarti ada dahulu ada sekarang, tak ada dahulu tak ada pula sekarang. Wayang golek merupakan warisan leluhur yang harus kita pertahankan sampai kapanpun hingga anak cucu kita merasakan keberadaanya”

Perjalanan seni wayang kata Iip Hidajat, pada zaman dulu kala dijadikan alat menyebarkan informasi, termasuk penyebaran agama islam.

“Kedepan kita berharap agar wayang dapat dijadikan alat informasi kepada masyarakat luas kaitan dengan kebijakan Pemerintah Daerah.

Iip Hidajat mengatakan pelestarian kebudayaan melalui binojakrama ini sangat perlu, selaras dengan peribahasa “Hana nguni hana mangke tan hana nguni tan hana mangke”.- *** wawan jr

 

Sumber:

Editor: Eka Purwanto

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Exit mobile version