KORANMANDALA.COM – Museum Inggit Garnasih, yang terletak di Jl. Ibu Inggit Garnasih No.8, Nyengseret, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat, menjadi saksi bisu dari perjalanan hidup seorang wanita yang memiliki peran penting dalam sejarah Indonesia.
Museum ini mengabadikan kisah hidup Inggit Garnasih, seorang wanita yang memiliki pengaruh kuat terhadap Bapak Proklamator dan Presiden Pertama Indonesia, Ir. Soekarno.
Rumah Bersejarah Inggit Garnasih, sebelum menjadi cagar budaya, telah diresmikan menjadi museum pada 10 November 1997 di bawah pengawasan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Barat.
Museum ini menjadi tempat yang patut dikunjungi karena menyimpan banyak peristiwa penting dalam sejarah Indonesia.
Di sini, pengunjung dapat mempelajari lebih dalam tentang kehidupan dan kontribusi Inggit Garnasih, terutama dalam konteks hubungannya dengan Bung Karno dan perjuangan kemerdekaan.
Jajang Ruhiat (48) selaku juru pelihara sekaligus pemandu museum Inggit Garnasih menjelaskan bahwa tempat tersebut menjadi tempat tinggal Soekarno ketika masih Mahasiswa sekaligus menjadi moto pergerakan dalam perjuangan Indonesia.
“Yang membuat musim ini unik, ya mungkin orang banyak bertanya ya, ketika Soekarno berjuang di Bandung. Pasti orang bertanya, dimana sih tempat dan pergerakan itu terjadi? Kalau menurut saya ya mungkin orang mencari dimanakah lokasi ketika Soekarno mengumpulkan atau berkumpul dengan para pemuda membangun pergerakan perlawanan terhadap Belanda pada waktu itu. Ya mungkin mereka nggak tahu. Yang orang tahu mungkin Soekarno sekolah di Bandung berjuang tapi nggak tahu posisi dimananya,” ujarnya.
“Nah yang uniknya di sini inilah tempat dimana dulu Soekarno ketika menjadi seorang mahasiswa, lalu berjuang dan sekaligus menjadi moto pegerakan atau berjuang,” sambungnya.
Jajang juga menyebutkan pengunjung setiap bulannya bisa mencapai 200 sampai 300 orang.
“Untuk sekarang justru bertambah banyak. Kalau dulu saya sebelum diresmikan oleh Ibu Gubernur pada tahun 2010 akhir, diresmikan menjadi rumah bersejarah Inggris Garansi. Saya itu mendiami rumah ini atau mengurus rumah ini dari tahun 2005. Orang itu banyak, jarang sekali yang masuk ke rumah ini dan mengetahui bahwa ini adalah rumah, tempat bersejarah. Kalau dibilang per 3 bulan hanya 1-2 orang. Saking orang melupakan atau nggak tau,” Ujarnya.
“Tetapi setelah Ibu Gubernur meresmikan rumah ini menjadi rumah bersejarah yang internasi, itupun masih sepi-sepi. Barulah 2014 kemudian setelah orang mulai diberikan kebebasan bermedia sosial, akhirnya naiklah keperan ke media sosial. Sehingga sedikit tidaknya mereka pun mempromosikan rumah ini dan sekaligus mengundang para pengunjung untuk datang. Dan untuk yang sekarang, sampai sekarang itu alhamdulillah kalau perbulannya tidak kurang dari 300 atau 200 orang,” terusnya.