KORANMANDALA.COM – Alun -alun Garut, setelah direnopasi menjadi tempat rekreasi murah bagi keluarga maupun anak -anak.

Betapa tidak ? sarana untuk main anak -anak termasuk kursi untuk beristirahat disediakan plus Free Wifi.

Hampir setiap hari, sejak pagi hingga sore, selalu ramai dikunjungi oleh warga sekitar Garut kota. Bahkan ada yang dari luar kecamatan Garut kota.

Kondisi ini, ternyata dijadikan sebuah momen untuk mengais rejeki bagi warga setempat, mulai dari berjualan aneka makanan hingga penyewaan sepeda motor listrik  dan otopet listrik.

Salah satunya pelaku yang membuka lahan usaha persewaan otopet adalah Mang Ujang (55), warga kampung Kaum Lebak Kelurahan Paminggir Kecamatan Garut kota.

Dia beralih profesi dari semula berjualan mainan anak-anak, kini membuka sewaan otopet.

“Lumayan, pak setiap hari bisa membawa uang ke rumah sebesar Rp.80 ribu. Namun belum kembali modal untuk mengganti biaya pembelian otopet listrik ini,” aku Mang Ujang kepada Koranmanadala.com,Sabtu 17 Juni 2023 disela-sela melayani anak-anak yang menyewa otopetnya.

Menurut pengakuannya, kini yang sengaja membuka usaha persewaan otopet, motor istrik hingga ke sepeda gowes, jumlahnya ada sekitar sepuluh orang.

“Semuanya warga dekat dengan alun -alun,” ujarnya. Sedang untuk satu kali sewa satu otopet dalam waktu setengah jam, dikenakan tarif Rp20 ribu, sedangkan untuk sepeda motor listrik Rp30ribu.

Pendapatan itu bersih tidak ada pungutan apa -apa, selain  membeli token listrik Rp50 ribu untuk pengisian energi listriknya.

Pengecasan untuk satu sepeda motor itu selama 6 jam. Dan lamanya pemakaian 2,5 jam.

Apabila saat disewakan  habis baterai, dia pulang  karena tidak bisa lagi melanjutkan usahanya.

Setiap satu token listrik seharga Rp50 ribu, Ujang mengaku cukup untuk pengisian baterai hingga 4 hari dari 6 unit baterai otopet maupun motor listriknya.

Awal mula, membuka usaha menyewakan otopet tersebut diakui Ujang, dia mendapatkan bantuan dari anaknya sebanyak 2 unit, seharga Rp3,5 juta setiap unitnya.

Kini, setelah menggeluti persewaan tersebut selama 10 bulan, sudah memiliki otopet sebanyak enam buah.

“Kalau untuk hari Sabtu dan Minggu, ramai banyak yang  menyewa. Sehingga biasanya pulang itu pada jam 9 malam dari yang biasanya jam 5 sore di hari biasa,” tutur Ujang.

“Otomatis pendapatan pun naik Pak..menjadi Rp150 ribu,” lanjut Ujang.

Namun Ujang pun mengakui jika saat turun hujan, dengan terpaksa dia tidak membuka lapaknya, apalagi hujannya seharian penuh, maka sudah dipastikan dia tidak bisa mengais rejeki.(*)

Sumber:

Editor: Editor Mandala

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Exit mobile version