KoranMandala.com – Menjelang Pilkada Serentak, berbagai calon Wali Kota Cirebon mulai bermunculan dengan janji-janji serta slogan-slogan yang padat. Namun, pertanyaan besar yang muncul di masyarakat adalah apakah mereka benar-benar tulus dan mampu menjawab tantangan zaman?
Dalam sebuah wawancara, Rabu 11 September 2024, Daddy Rohanady, Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat, menyampaikan pandangannya terkait sejumlah pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh Wali Kota Cirebon mendatang.
Kota Cirebon, yang kini berusia 497 tahun, menurutnya masih memiliki banyak pekerjaan yang harus dibenahi untuk mencapai kemajuan menjelang usianya yang ke-500 tahun.
Baca Juga: Insiden Empat Teknisi Tewas di Septic Tank, DPRD Jabar Akan Sidak CSB Mall
“Saat ini, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) menjadi salah satu tolok ukur penting bagi calon pemimpin Cirebon. Tiga aspek utama yang harus diperhatikan adalah pendidikan, kesehatan, dan laju pertumbuhan ekonomi,” jelas Daddy.
Pendidikan dan Kesehatan Jadi FokusMenurut Daddy, pendidikan adalah salah satu sektor yang tidak boleh diabaikan, terutama mengingat posisi strategis Kota Cirebon.
“Bagaimana mungkin kota sekelas Cirebon bisa mengabaikan pendidikan? Begitu juga dengan kesehatan, yang menjadi kebutuhan mendasar bagi masyarakat. Jika warganya sehat, maka kotanya pun sehat,” ujarnya.
Daddy juga menyoroti pentingnya pertumbuhan ekonomi sebagai fondasi pembangunan. “Tanpa pertumbuhan ekonomi yang memadai, sulit bagi sebuah kota untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan perubahan zaman,” tambahnya.
Data Indeks Kota Cirebon
Berbicara tentang indikator kinerja kota, Daddy memaparkan beberapa data penting terkait Cirebon. “Indeks Pendidikan Kota Cirebon pada 2022 berada di angka 70,93, menempatkan Cirebon di peringkat ke-7 se-Jawa Barat, sementara Indeks Kesehatannya mencapai 81,14, berada di peringkat ke-12,” ungkapnya.
Namun, meskipun terdapat beberapa kemajuan, Daddy juga menyoroti beberapa tantangan yang harus segera diatasi. “Laju pertumbuhan ekonomi Kota Cirebon pada 2023 mencapai 5,1%, sedikit di bawah angka pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Barat yang mencapai 5,45%. Masih banyak yang harus dilakukan untuk meningkatkan angka ini,” tambah Daddy.
Tantangan Pengangguran dan Kemiskinan
Selain IPM, masalah pengangguran dan kemiskinan juga menjadi perhatian Daddy. “Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Cirebon pada akhir 2023 masih cukup tinggi, yakni 7,66%, meski turun dari 10,9% di tahun sebelumnya. Ini masih di atas rata-rata Provinsi Jawa Barat yang 7,44%,” jelasnya.
Daddy menekankan pentingnya keamanan sebagai salah satu aspek yang harus diperhatikan oleh pemimpin baru. “Pengangguran yang tinggi dapat memicu meningkatnya risiko keamanan di masyarakat. Ini adalah tantangan lain yang harus dijawab oleh Wali Kota Cirebon mendatang.”
Harapan untuk Pemimpin Baru
Mengakhiri wawancara, Daddy berharap Pilkada Serentak pada 27 November mendatang akan menghasilkan pemimpin yang mampu membawa perubahan signifikan bagi Kota Cirebon. “Kita berharap pemimpin terpilih nanti adalah seseorang yang mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat dan menjadikan Cirebon kota yang maju dan berkelanjutan,” pungkasnya.
Dengan berbagai tantangan yang ada, Wali Kota Cirebon yang baru diharapkan mampu menjawab harapan masyarakat dan membawa kota ini ke arah yang lebih baik di masa depan.