KoranMandala.com – Jembatan Dayeuhkolot, yang dahulu dikenal dengan sebutan Sasak Geulis, menjadi saksi bisu perjuangan heroik pejuang kemerdekaan melawan penjajah. Namun kini, jembatan yang dulunya megah itu seolah terlupakan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Jembatan ini memiliki sejarah panjang, mulai dari masa kolonial Belanda hingga era kemerdekaan. Dalam bahasa Sunda, Sasak berarti jembatan, sementara Geulis berarti cantik. Jembatan ini menghubungkan wilayah Dayeuhkolot dan Andir, menjadi nadi utama yang menghubungkan Bandung Selatan dengan pusat kota. Dulu, Sasak Geulis dianggap sebagai salah satu bangunan infrastruktur paling penting di wilayah ini, dan menjadi kebanggaan masyarakat sekitar.
Namun, kini jembatan bersejarah ini rusak parah dan terpaksa ditutup. Selama tiga tahun terakhir, kondisi Jembatan Dayeuhkolot semakin memburuk tanpa adanya perbaikan signifikan dari pihak pemerintah.
Baca Juga: Jembatan Geulis Dayeuhkolot: Tiga Tahun Rusak, Warga Resah Menunggu Perbaikan oleh Pemprov Jabar
Kisah Heroik Pertahanan Jembatan
Ibu Enen Ernawati, warga Baleendah, menceritakan kisah yang ia dengar dari kakeknya, Letnan (Purn) Sutarya, seorang pejuang kemerdekaan dari kesatuan Birgade Mobil. Pada masa agresi militer pertama Belanda, pejuang Indonesia berusaha mempertahankan Jembatan Dayeuhkolot dari serangan pasukan KNIL.
Jembatan tersebut merupakan titik strategis dalam pertempuran di Bandung Selatan. Garis demarkasi antara pasukan TNI dan KNIL memisahkan wilayah, dan Citarum serta jembatan ini menjadi batas yang dijaga ketat.
“Jembatan itu menjadi saksi bisu pertempuran sengit para pejuang yang gugur mempertahankannya,” ungkap almarhum Sutarya, seperti yang diceritakan oleh cucunya kepada wartawan, Senin 16 September 2024.
Monumen perjuangan di daerah Tugu, Baleendah, dibangun untuk mengenang para pejuang yang mempertahankan wilayah tersebut. Di sisi lain, sekitar 300 meter ke arah utara, berdiri Monumen Mohammad Toha, pahlawan yang meledakkan gudang amunisi KNIL di sekitar jembatan.
Kerusakan yang Terabaikan
Sayangnya, kemegahan jembatan yang dulunya menjadi kebanggaan, kini terabaikan. Sejak pertengahan 2021, retakan pada bagian girder dan badan jalan jembatan mulai terlihat. Meski perbaikan darurat telah dilakukan dengan membangun jembatan bailey sebagai solusi sementara pada awal 2022, hingga saat ini belum ada tanda-tanda perbaikan permanen dari pemerintah.
Jembatan Dayeuhkolot yang vital bagi lalu lintas warga di wilayah Bandung Selatan masih dalam kondisi yang memprihatinkan. “Jembatan ini adalah akses utama bagi warga Majalaya, Ciparay, Baleendah, dan Banjaran menuju pusat Kota Bandung. Setiap hari, lalu lintas menjadi macet karena kerusakan jembatan ini,” kata Agus salah satu warga di sekitar jembatan.
Dengan kondisi jembatan yang semakin memburuk, banyak warga berharap Pemerintah Provinsi Jawa Barat segera bertindak memperbaiki jembatan bersejarah ini sebelum semakin parah.
Jembatan yang dulunya megah dan penuh sejarah ini kini hanya menjadi sisa-sisa kejayaan masa lalu. Masyarakat menanti perhatian lebih dari pihak berwenang, agar Sasak Geulis kembali menjadi penghubung vital yang layak dan aman bagi semua.