KORANMANDALA.COM – Politeknik Negeri Bandung (Polban) kembali menggelar Kompetisi Pariwisata Indonesia (KPI) ke-14 yang dihelat pada 15-17 Mei 2024. Acara tahunan ini diselenggarakan oleh Jurusan Administrasi Niaga Program Studi D-3 Usaha Perjalanan Wisata, sebagai sarana bagi mahasiswa untuk mengembangkan dan meningkatkan potensi mahasiswa dengan memperebutkan piala bergilir dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia.

Tema yang diusung Kompetisi Pariwisata Indonesia (KPI) 14 bertajuk “Connecting Tourism to Nature for Environmental sustainability” guna meningkatkan kelestarian lingkungan yang didukung oleh konsep berkelanjutan berdasarkan tiga pilar yaitu; sosial-budaya, ekonomi, dan lingkungan hidup.

Dosen Jurusan Administrasi Niaga Polban,   Nono Wibisono, mengatakan KPI berawal dari mata kuliah management event yang dikemas sebagai ajang kompetisi nasional dan Internasional.

“Tidak hanya management event saja, tapi terkait beberapa mata kuliah seperti bisnis event proposal, hospitality dan mencoba untuk mengakomodir keterampilan mahasiswa dari kampus lain untuk kami wadahi berkompetisi,” kata Nono, Kamis 16 Mei 2024.

Kemudian, melalui event tersebut erat kaitannya dengan implementasi kampus akreditasi unggul.

“Vokasi bisa dikatakan berbeda dengan akademik, sehingga kita bisa menciptakan mahasiswa yang unggul. Tidak hanyabekerja di sini tapi bisa mencoba di luar negeri,” ungkapnya.

Pasalnya, output yang diharapkan mahasiswa dapat mengasah kemampuan untuk membuat event skala Nasional maupun Internasional.

Sementara itu Dosen Pembimbing Humas KPI, Marceilla Suryana, menambahkan bahwa melalui kegiatan KPI mahasiswa mampu meningkatkan skill.

Menurutnya, rutinnya digelar ajang KPI membuat Polban menjadi percontohan kampus lain untuk menghelat spirit yang sama.

“Sudah banyak kampus lain yang mengajak kolaborasi untuk dilaksanakan di luar Polban. Tapi kami dengan tegas menolak, karena event ini bagian dari cirri khas kami,” ujarnya.

Marceilla menyebut, 21 ajang perlombaan yang digelar diikuti 430 peserta. Menariknya, pada KPI 2024 diikuti oleh mahasiswa yang berasal dari Jerman. President of APIEM (Asia Pacific Institute for Event Management) Prof David Hind mengatakan, kompetisi yang diusung mewadahi mahasiswa untuk unjuk gigi di bidang pariwisata, perhotelan, kuliner.

“Indonesia salah satu negara yang indah dan berpeluang untuk eksis di kancah Internasional. Budaya yang beragam, populasinya yang spektakuler mampu menjadi daya tarik kunjungan wisatawan,” jelas David.

Hematnya, melalui KPI 2024 mahasiswa dapat mengasah kemampuannya dalam memberikan pelayanan terbaik saat terjun ke Industri Pariwisata.

Skill tersebut, kata David, harus didorong dengan metode pembelajaran dengan standard internasional.

“Kemudia para siswa dapat praktik dari teori yang disampaikan dosen, bahkan menjajal pengalaman anorganisasi Internasional. Sehingga diharapkan para mahasiswa memiliki portofolio yang dapat diandalkan saat mereka bekerja,” kata David.

Sementara itu, Kepala Pusat Pengembangan SDM Menteri Pariwisata Ekonomi Kreatif, Andar Danova L Goeltom, menuturkan KPI 2024 selaras dengan isu saat ini, dimana pariwisata dituntut bukan hanya kuantitas turis tapi penguatan sarana pariwisata terutama faktor lingkungan.

“Diperlukan mind set yang sama dari para stakeholder, terutama akademisi dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat,” ujarnya.

Andar menyebut, kompetisi serupa dapat dicontoh oleh kampus lain untuk mendongkrak pariwisata local hingga bisa dikenal di kancah Internasional.

“Bukan masalah kompetisinya, namun spirit dalam suistanable melalui gerakan bersama semakin memberikan kesadaran ada transformasi pengetahuan hingga interpretasi. Lebih penting hidden agenda yang bisa sampai kepada masyarakat, ada dampak positif yang harus terus dilanjutkan,” kata Andar.

Di Jawa Barat sendiri, Andar menilai pariwisata terbilang positif. Namun, perlu dicarikan kembali alternative destinasi sebagai daerah tujuan wisata. “Kita melihat siklus produk agar bisa terus berlangsung dengan baik dicarikan opsi tertentu melihat kebutuhan saat ini seperti apa,” tuturnya.

Di sisi lain, Sekertaris ASPERAPI (Asosiasi Perusahaan Pameran Indonesia) Jawa Barat, Koswara mengatakan ajang yang mendorong berkembangnya pariwisata berpeluang menggeliatkan pameran lokal. “Ini kegiatan konsisten terutama pihak kami bersyukur banyak perubahan dan peningkatan,” ujarnya.

Menurutnya, dihelatnya exhibition mampu menjadi daya tarik turis untuk dating berkunjung hingga berwisata di daerah tempat pelaksanaannya.

“Pameran yang unik dan memiliki cirri khas mampu menarik kunjungan hingga berskala Internasional,” kata Koswara.

“Melalui peningkatan SDM bisa mengukur kemampuan, terutama mahasiswa yang sekarang implementasinya diasah melalui KPI,” tambahnya.- ***

Sumber:

Editor: Eka Purwanto

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Exit mobile version