KoranMandala.com – Kabar tewasnya Yahya Sinwar, pemimpin senior Hamas, telah mengguncang dunia internasional.
Serangan yang menewaskan sosok penting dalam organisasi yang mengendalikan Jalur Gaza ini terjadi dalam sebuah operasi militer Israel yang sangat rahasia.
Kematian Sinwar bukan hanya pukulan besar bagi Hamas, tetapi juga menciptakan dinamika baru dalam konflik Israel-Palestina yang sudah berlangsung selama beberapa dekade.
Konser Rizky Febian di Garut Bulan Oktober Ini, Jangan Sampai Terlewat
Hamas, yang selama ini memegang peran utama dalam perlawanan terhadap Israel, kini menghadapi tantangan besar setelah kehilangan pemimpinnya.
Di sisi lain, Israel memandang operasi ini sebagai kemenangan strategis dalam upaya menghentikan serangan dan tindakan Hamas yang mereka anggap teroris.
Tepat pada hari Rabu, 16 Oktober 2024, Yahya Sinwar tewas dalam serangan militer oleh pasukan Israel di bagian selatan Jalur Gaza.
Menurut sumber-sumber militer Israel, operasi ini merupakan bagian dari serangkaian serangan yang menargetkan penumpasan pada kelompok militan.
Kelompok tersebut adalah yang terlibat dalam serangan lintas batas terhadap warga Israel.
Namun, dalam operasi ini, pasukan Israel awalnya tidak menyadari bahwa salah satu dari target mereka adalah Sinwar, sosok yang telah lama mereka buru.
Pasukan militer Israel, yang terkenal dengan IDF (Israel Defense Forces), melaporkan bahwa mereka sempat terlibat dalam baku tembak dengan kelompok militan di daerah Rafah, Gaza Selatan.
Saat pertarungan berlangsung, Sinwar bersama dua anggota militan lainnya mencoba melarikan diri, tetapi akhirnya tertangkap dalam serangan drone.
Setelah melakukan identifikasi, pihak Israel baru menyadari bahwa salah satu korban adalah Sinwar.