Hamas dan Masa Depan Gaza Setelah Wafatnya Yahya Sinwar
Meski pemimpin utama mereka tewas, Hamas menegaskan bahwa gerakan mereka tidak akan lenyap hanya karena satu tokoh hilang.
Hamas melihat bahwa perjuangan mereka jauh lebih besar dari individu manapun, dan meskipun Sinwar telah wafat, perlawanan terhadap Israel akan terus berlanjut.
Basem Naim, salah satu tokoh senior Hamas, menyebut bahwa Israel salah jika berpikir bahwa pembunuhan tersebut akan menghentikan perjuangan Palestina.
Menurut Naim, Hamas telah tumbuh semakin kuat dari waktu ke waktu dan mendapatkan dukungan luas dari warga Palestina.
Ia menekankan bahwa Hamas bukan hanya gerakan perlawanan, tetapi juga simbol kebebasan bagi warga Palestina yang hidup di bawah pendudukan Israel.
Kematian Yahya Sinwar menandai babak baru dalam konflik yang tidak kunjung usai antara Israel dan Hamas.
Di satu sisi, Israel menganggap operasi ini sebagai keberhasilan besar dalam membasmi ancaman teroris di wilayahnya.
Namun di sisi lain, tewasnya Sinwar memicu kemarahan besar di Gaza, meningkatkan risiko eskalasi konflik yang lebih besar.
Dunia kini menanti bagaimana perkembangan di lapangan, apakah serangan ini akan memicu lebih banyak kekerasan atau membuka peluang baru bagi perdamaian yang selama ini sulit tercapai.
Satu hal yang pasti, kematian Sinwar tidak akan mengakhiri perjuangan rakyat Palestina atau menghentikan konflik berkepanjangan ini.
Israel dan Hamas akan terus berada di garis depan pertempuran ideologis dan militer di kawasan Timur Tengah yang tidak kunjung damai. (RAN)***