Kemudian, pada masa Orde Baru, Sumitro kembali aktif dalam karirnya di bidang politik dan ekonomi Indonesia.
Sumitro menjadi tokoh yang terkenal akan visinya mengenai pembangunan Indonesia menjadi negara yang modern dan mandiri secara ekonomi. Salah satu warisan paling berharga dari Sumitro adalah pemikirannya tentang perlunya modernisasi ekonomi melalui industrialisasi dan kebijakan terbuka terhadap investasi asing.
Sumitro Djojohadikusumo wafat pada 9 Maret 2001, meninggalkan kelima anaknya, Bianti Djiwandono, Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo, dan Maryani Djojohadikusumo.
Warisannya dalam dunia ekonomi Indonesia menjadi hal yang terus terkenang oleh generasi pelanjutnya. Kontribusinya dalam ekonomi di akui sebagai salah satu fondasi pembangunan Indonesia.