Raden Ajeng Kartini
Di Pulau Jawa, sosok Raden Ajeng Kartini menjadi inspirasi bagi banyak perempuan.
Meski tidak terjun langsung ke medan perang, Kartini memperjuangkan hak-hak perempuan melalui pendidikan.
Dalam surat-suratnya yang terkenal, Kartini menulis gagasan-gagasan tentang kesetaraan, kebebasan, dan pentingnya pendidikan bagi perempuan.
Baginya, perjuangan bukan hanya melawan penjajah fisik, tetapi juga melawan penjajahan pikiran dan diskriminasi.
Kartini memperjuangkan masa depan yang lebih baik bagi perempuan Indonesia.
Beliau membuka jalan bagi generasi-generasi selanjutnya untuk memiliki hak yang sama dalam pendidikan dan kehidupan sosial.
Martha Christina Tiahahu
Perempuan asal Maluku ini menjadi simbol perlawanan sengit terhadap kolonialisme Belanda.
Di usia yang sangat muda, sekitar 17 tahun, ia sudah mengangkat senjata dan terjun ke medan pertempuran bersama ayahnya, Kapitan Paulus Tiahahu.
Martha tidak takut pada ancaman atau bahaya; ia terus maju, menjadi salah satu perempuan yang gigih berjuang untuk mempertahankan kehormatan dan kebebasan bangsanya.
Setelah tertangkap dan dipenjara oleh Belanda, Martha tetap menolak tunduk, dan akhirnya ia gugur sebagai martir kemerdekaan.
Pada peringatan Hari Pahlawan ini, kisah Martha Christina Tiahahu mengajarkan bahwa cinta tanah air bisa mengalahkan ketakutan pada apapun, termasuk kematian.