KoranMandala.com -Halo, Sobat! Aku baru-baru ini mengalami momen yang nggak biasa.
Di sebuah restoran, ada seorang wanita yang masuk dengan tampilan super classy—high heels, rok pensil, tas branded yang mahal banget, dan riasan yang bikin kagum.
Dia duduk di sebelah aku dan teman-temanku di bar, pesan minuman, lalu tiba-tiba melontarkan kalimat ini:
“Kalian terlihat masih muda dan bahagia. Kalau aku boleh kasih saran nggak diminta, jangan pernah menikah. Pria itu sampah.”
Kami ketawa, cheers bareng dia, tapi kalimat itu terus kepikiran di otakku malam itu.
Kenapa banyak wanita modern punya pandangan seperti ini? Apakah benar semua pria buruk?
Wanita akhirnya punya suara setelah bertahun-tahun ditindas
Nggak bisa dipungkiri kalau wanita telah tertindas selama bertahun-tahun. Kita nggak punya suara, nggak bisa memilih, nggak bisa bekerja, dan hanya dianggap ada untuk menyenangkan pria. Semakin diam, semakin baik.
Sekarang, wanita punya kesempatan buat bicara dan menyuarakan pendapat mereka tanpa risiko fatal. Jadi, ungkapan seperti “pria itu sampah” lebih menunjukkan kebebasan berbicara daripada benar-benar menganggap semua pria buruk.
Banyak nenek kita dulu menikah dengan pria yang mereka nggak kenal saat masih remaja dan cuma bisa mengurus rumah dan anak. Mereka nggak punya pilihan. Sekarang, mereka bisa jujur bilang kalau pengalaman mereka buruk.
Wanita sukses nggak butuh pria yang cuma ‘beli’ cinta dengan uang
Wanita yang mandiri dan sukses semakin banyak, dan mereka nggak tertarik dengan pria yang merasa bisa memikat dengan uang atau kebaikan semu. Mereka nggak butuh penyelamat, mereka butuh partner sejati.
Aku yakin, wanita di bar yang aku temui mungkin pernah punya pasangan yang nggak menghargainya, jadi dia memilih pergi karena tahu dia cukup kuat sendirian. Makin sukses dan mandiri seorang wanita, makin sulit menemukan pasangan yang benar-benar menghargai dirinya, bukan cuma main trik murahan.
Banyak wanita takut terhadap pria karena pengalaman buruk
Ketakutan juga jadi alasan banyak wanita berpikir pria itu “sampah.” Ada tren viral di media sosial, di mana wanita lebih memilih berhadapan dengan beruang liar di hutan ketimbang pria saat sendirian di jalan. Ini karena banyak dari mereka pernah disakiti, dilecehkan, atau dikhianati oleh pria di sekitar mereka.
Aku sendiri pernah dilecehkan secara verbal, digoda oleh pria tua, dan diremehkan hanya karena aku wanita. Jadi, meski aku nggak berpikir semua pria buruk, aku bisa ngerti kenapa banyak wanita merasa takut atau nggak percaya.
Kesimpulannya?
Ungkapan “pria itu sampah” nggak bisa diambil mentah-mentah. Ini lebih ke ungkapan rasa frustrasi dan ketakutan akibat pengalaman buruk. Buat sebagian wanita, kalimat ini jadi cara melepaskan beban, bukan berarti semua pria buruk.
Aku pribadi percaya bahwa nggak adil menggeneralisasi semua pria, karena aku kenal banyak pria baik di hidupku. Tapi aku juga paham kenapa banyak wanita merasa seperti ini. Pada akhirnya, setiap orang punya pengalaman masing-masing, dan ungkapan ini lebih tentang kebebasan untuk bicara dan menyuarakan perasaan.
Jadi, walaupun aku nggak setuju sama pernyataan itu, aku nggak akan menghakimi mereka yang mengatakannya. Kita nggak pernah tahu apa yang mereka lalui. ***