KoranMandala.com –Salah satu pusat aktivitas dan prasarana yang penting bagi masyarakat adalah jalan. Jalan merupakan sarana transportasi darat yang menghubungkan satu tempat dengan tempat yang lainnya.
Jalan menjadi salah satu warisan budaya bekas peninggalan masa penjajahan Belanda, atau dari pemerintahan Indonesia ketika telah merdeka.
Selain itu, jalan juga memiliki peran penting dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat, seperti ekonomi, sosial budaya, lingkungan hidup, politik, pertahanan, dan keamanan.
Di antara jalan yang hingga saat ini masih ramai dengan aktivitas perdagangannya adalah Jalan ABC. Bangunan di jalan tersebut banyak memiliki nilai sejarah, dan kini masih banyak jual-beli barang-barang bersejarah di kawasan tersebut.
Beredar “katanya” di masyarakat, bahwa Jalan ABC merupakan singkatan dari Arab, Bumiputera, dan Cina. Namun, apakah fakta tersebut benar?
Sejak masa Pemerintahan Belanda, tepatnya pada tahun 1892, Jalan ABC sudah ada di Map of Bandoeng: The Mountain City of Netherland India. Dengan nama jalannya adalah ABC Straat.
Faktanya, di jalan ini menjadi tempat bermukim 3 etnis utama, yakni Arabieren (Orang Arab), Boemipoetra (Bumiputera atau pribumi), dan Chinezen (Orang Cina). Oleh karena itu, jalan ini diberi nama ABC.
Komunitas Tionghoa menjadi mayoritas di kawasan ini, yang bertempat tinggal di sekitar pusat simpul transportasi perhubungan. Yaitu jalan raya, jalan kereta api, stasiun kereta api, dan juga pasar sebagai pusat perdagangan (Passar Baroe).
Sampai hari ini, sepanjang Jalan ABC ini masih terdapat mayoritas pedagang-pedagang dari Tionghoa yang menghuni kawasan ini.
Di masa sekarang pun, Jalan ABC tetap lekat dengan ciri khasnya sebagai salah satu pusat aktivitas perdagangan barang-barang elektronik dengan harga yang terjangkau.
Berbagai toko di jalan ini dinilai masih tetap dengan identitasnya, yang mampu menghadirkan nuansa masa lalu yang kental.