KoranMandala.com –Pesona Kota Bandung salah satunya dapat terlihat dari banyaknya taman-taman yang tersebar di berbagai penjuru kota.
Mengutip dari dpkp.bandung.go.id, Kota Bandung memiliki lebih dari 759 taman dengan total luas 2.170.134,11 meter persegi. Taman-taman tersebut tersebar di 30 kecamatan, per tahun 2022.
Namun, pernahkah terpikirkan taman apa yang pertama kali didirikan di Kota Bandung?
Sejarah Jalan ABC Bandung, Benarkah Singkatan Dari Arab, Bumiputera, dan Cina?
Ternyata, berdasarkan beberapa literatur sejarah, taman pertama di Bandung adalah Taman Balai Kota Bandung.
Taman ini didirikan pada tahun 1885 untuk mengenang Pieter Sitjhoff, Asisten Residen Priangan yang berjasa besar dalam pembangunan Kota Bandung.
Pieterspark, yang juga dikenal sebagai Sitjhoffpark, dilintasi Kanal Cikapayang yang membelah taman di sisi selatan. Di tengah taman, terdapat gazebo yang dahulu sering digunakan sebagai tempat pertunjukan musik.
Taman ini juga pernah dikenal dengan sebutan Kebon Raja. Nama tersebut muncul karena di sebelah timur taman terdapat Kweekschool (sekolah guru) yang sebagian besar muridnya adalah para menak (bangsawan) Sunda.
Karena itu, sekolah ini disebut Sakola Raja. Pada jam istirahat, para murid sering berkumpul di Pieterspark, sehingga taman ini mendapat julukan Kebon Raja.
Pada tahun 1950-an, namanya diubah menjadi Taman Merdeka, lalu pada tahun 1996 berganti menjadi Taman Dewi Sartika, seiring penempatan patung Dewi Sartika di sudut barat daya taman. Kemudian akhirnya penamaan taman ini berubah menjadi Taman Balai Kota Bandung.
Taman ini semakin istimewa berkat kehadiran berbagai simbol budaya dan sejarah. Salah satu yang paling menonjol adalah Patung Badak Putih, yang menghadirkan nuansa magis karena dianggap sebagai simbol pusat pemerintahan dan mitologi Tatar Sunda.
Dahulu, wilayah paguyangan atau pemandian badak putih dipercaya sebagai pusat pemerintahan. Oleh sebab itu, Patung Badak Putih ditempatkan di Balai Kota Bandung sebagai penanda pentingnya nilai sejarah tersebut.
Di era modern ini, taman tetap eksis menjadi sarana bagi masyarakat sebagai paru-paru kota. Selain itu juga, pemanfaatan taman kerap kali menjadi pusat aktivitas sosial dan budaya.***