KoranMandala.com –Masjid Al Ukhuwah yang terletak di Jalan Wastukancana No. 27, Bandung, memiliki sejarah yang unik dan menarik. Tidak hanya bagi umat Muslim, tetapi juga bagi masyarakat umum.
Dikenal sebagai tempat ibadah yang megah dan sering digunakan untuk berbagai kegiatan keagamaan. Masjid ini menyimpan cerita masa lalu yang cukup mengejutkan.
Sebelum menjadi tempat suci yang kita kenal saat ini, bangunan ini memiliki latar belakang yang penuh misteri. Bahkan sering disebut sebagai “rumah setan” oleh warga sekitar.
Taman Pertama di Kota Bandung Sejak 1885, Pieterspark Bandoeng
Masjid Al Ukhuwah, yang kini menjadi salah satu ikon penting di Kota Bandung, dibangun pada tahun 1996 hingga 1998.
Dengan luas bangunan mencapai 1.373 meter persegi, masjid ini didirikan oleh Pemerintah Kota Bandung. Dengan dana yang berasal dari APBD Provinsi Jawa Barat dan APBD Kota Bandung.
Pembangunannya dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan ibadah umat Islam di pusat kota. Serta menyediakan fasilitas ibadah bagi karyawan yang sebelumnya melaksanakan ibadah di ruang kantor.
Namun, meskipun secara resmi berdiri sebagai masjid pada akhir 1990-an. Bangunan yang berdiri di lokasi tersebut sebelumnya memiliki sejarah yang jauh berbeda.
Bangunan yang kini menjadi Masjid Al Ukhuwah, dulunya dikenal sebagai Loge Sint Jan. Yakni merupakan pusat kegiatan Freemasonry atau yang lebih dikenal di Indonesia sebagai perkumpulan Freemason.
Freemasonry, atau Vrijmetselarij dalam bahasa Belanda, adalah sebuah organisasi yang dikenal dengan ide-ide kebebasan berpikir dan penolakan terhadap dogma.
Di Hindia Belanda, gerakan ini memiliki pengaruh yang cukup besar, terutama di kalangan-kalangan elit. Salah satu tempat berkumpulnya para anggota Freemason di Bandung adalah bangunan yang kini berdiri sebagai Masjid Al Ukhuwah.
Di masa lalu, Loge Sint Jan digunakan oleh para anggota Freemasonry untuk berkumpul, berdiskusi, dan melakukan berbagai kegiatan.