KoranMandala.comMenelusuri sejarah Kota Bandung tidak hanya dapat dilihat dari bangunan-bangunan megah di Jalan Braga atau Asia Afrika. Di kawasan Cihapit, ternyata memiliki segudang kisah dan nilai sejarah.

Meskipun hanya berupa rumah-rumah tua, sejarah kelam yang tersimpan di sana ternyata cukup mengerikan. Benarkah rumah-rumah di Cihapit dahulunya merupakan kamp tahanan bagi orang Eropa?

Menurut beberapa sumber, menyebutkan bahwa kawasan Cihapit dulunya merupakan “Bloemenkamp” atau kamp konsentrasi bagi orang Belanda yang ditahan oleh tentara Jepang.

Sejarah Jalan ABC Bandung, Benarkah Singkatan Dari Arab, Bumiputera, dan Cina?

Sumber lain mengatakan bahwa Kamp Cihapit juga memiliki nama lain Kamp Bunsho II atau Kamp Tjihapit. Menampung para wanita, anak laki-laki di bawah 12 tahun, dan sebagian kecil pria lansia.

Tentara Jepang mulai mengoperasikan lokasi tahanan ini sejak 17 November 1942, dengan jumlah tawanan mencapai 14.000 orang.

Tjihapit Vrouwenkamp (Kamp Wanita) (Foto: komunitasaleut.com))

Jepang menempatkan para tawanannya dalam rumah-rumah, satu rumah dapat berisikan hingga 20 orang. Apabila ada yang keluar rumah, maka ia akan ditembak mati oleh tentara Jepang.

Pada seluruh rumah dan bangunan terdapat pagar kawat berduri yang mengelilinginya, lengkap dengan pengawasan kamp oleh pribumi yang tergabung ke dalam Heiho (organisasi militer Jepang yang beranggotakan pemuda Indonesia.).

Para tawanan ini menjadi budak Jepang dalam mengerjakan berbagai proyek. Seperti membangun rel kereta api, jalanan, atau jembatan, bagi kaum pria. Sedangkan para wanita bertugas menjahit dan bekerja di kebun sayur.

Kamp ini berakhir pada Desember 1944, dengan para penjaganya yang tertangkap dan mendapat tuntutan hukuman mati.

Dalam surat kabar Het Dagblad, dilaporkan bahwa Hoshino Shoji sebagai penjaga kamp yang mendapat hukuman mati. Dan kepala kamp, I Seukichi yang mendapat vonis 20 tahun penjara.

Kejahatan perang akan selalu tersimpan sebagai kenangan buruk bagi sebagian besar masyarakat. Namun, sejarah telah memberikan cerminan baik dan buruk dari hal-hal yang terjadi di masa lampau.

Mantan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe pernah mengungkapkan permintaan maafnya. “Tidak akan melupakan wanita-wanita di medan perang saat itu yang kehormatan dan martabatnya kami hancurkan”.

Meskipun memiliki sejarah yang cukup kelam, kini Jalan Cihapit Bandung menjadi salah satu surga kuliner Kota bandung. Dengan Lotek Mak Eha yang sudah berdiri sejak 1947.***




Sumber: komunitasaleut.com

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News dan KoranMandala WA Channel
Exit mobile version