“Teknologi ini menjadi solusi atas persaingan ketat dengan produk teh impor yang masuk ke pasar lokal,” lanjut Akmal.

Restu Wulan Sari, Peneliti Tanah dan Nutrisi Tanaman dari Pusat Penelitian Teh dan Kina, menekankan bahwa metode manual dalam mengambil sampel tanah selama ini memakan waktu yang cukup lama.

Agriradar hadir sebagai solusi yang mampu memberikan hasil pendataan secara cepat dan akurat, meliputi kandungan air, unsur hara, hingga kebutuhan nutrisi lainnya.

Sementara itu, CEO Agriradar, Aldi Rivaldi Dwi Nanda, mengungkapkan bahwa teknologi ini telah diuji coba di sejumlah perkebunan teh di Pangalengan dan beberapa daerah di Indonesia.

“Kami ingin terus mendukung keberlanjutan para petani, khususnya dalam sektor teh, agar mereka dapat bersaing di pasar global,” ujarnya.

Dengan penerapan Agriradar, Telkom University berharap dapat membantu petani teh meningkatkan produktivitas tanpa merusak ekosistem.

Peluncuran Agriradar menjadi bukti nyata bagaimana teknologi modern dapat menjadi solusi untuk berbagai tantangan yang dihadapi sektor pertanian.

Langkah ini juga mempertegas peran Telkom University sebagai institusi pendidikan yang berkontribusi langsung dalam pembangunan ekonomi berbasis inovasi.***

1 2



Sumber:

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Penulis

PT MANDALA DIGITAL MEDIA
Jl. Waluh No 12, Malabar,
Kecamatan Lengkong,
Kota Bandung, Indonesia

bisniskoranmandala@gmail.com

Exit mobile version