Rabu, 18 Desember 2024 22:54

KoranMandala.comKala itu, hari yang cukup cerah di Yogyakarta, pribumi dan bangsa Eropa berlalu lalang layaknya biasa. Seketika hari menjadi hitam muram, tatkala ada kabar tersiar mengenai wafatnya figur mulia, bertanggal 17 Desember 1934.

Hadji Oemar Said Tjokroaminoto. Mulia karena jasanya yang abadi dalam membangun konsolidasi rakyat pribumi muslim. Syahidnya membawa duka mendalam bagi segenap penjuru negeri.

Namanya besar dalam sejarah pergerakan nasional Indonesia, bertekun sepenuh hati demi cita-cita kemerdekaan. Tjokroaminoto, seorang pemimpin, ulama, politikus, ekonom Islam, sekaligus tokoh pers perjuangan.

Cihapit Pernah Terhimpit: Misteri Kamp Tahanan Orang Eropa oleh Tentara Jepang

De Ongekroonde Van Java, atau Raja Jawa Tanpa Mahkota ini dikenal sebagai pemimpin Sarekat Islam (SI). Organisasi pertama yang membawa aspirasi kebangsaan dan ekonomi rakyat Indonesia secara terorganisasi.

Rumah kecilnya di Surabaya menjadi “sekolah politik” bagi tokoh-tokoh berpengaruh di Indonesia, Soekarno, Semaoen, dan Kartosoewirjo.

Muridnya sekaligus sang proklamator Indonesia, Soekarno, menjadi menantu Tjokroaminoto setelah menikahi anaknya, Siti Oetari (istri pertama Soekarno).

“Setinggi-tinggi ilmu, semurni-murni tauhid, sepintar-pintar siasat”. Gagasan trilogi Tjokroaminoto yang dikenal luas.

Meninggal di Yogyakarta setelah sakit usai menghadiri kongres SI di Banjarmasin. Jasad Tjokroaminoto dimakamkan di Yogyakarta, kini merupakan Taman Makam Pahlawan Pekuncen.

Tjokroaminoto meneguhkan sukma penerus, bahwa pengabdian bukan tentang seberapa besar upah yang diterima. Melainkan seberapa besar jiwa, tenaga, waktu, harta, dan pikiran yang dikerahkan.

Membangun kesadaran bagi tiap-tiap individu bangsa, bahwa merdeka bukan hanya sebatas terbebas secara fisik atau teritori. Tapi utamanya, merdeka secara akal dan hati, terbebas dari perbudakan hawa nafsu dunia.

Teramat disayangkan, namanya hanya dikenalkan melalui pelajaran sekolah atau nama ruas-ruas jalan. Kedudukannya dalam sejarah dan gagasan-gagasannya masih tertimbun dari ingatan masyarakat.***




Sumber: Buku: Whani, Anom. (2020). H.O.S. Tjokroaminoto: Teladan Perjuangan, Kepemimpinan, dan Kesederhanaan.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News dan KoranMandala WA Channel
Exit mobile version