KoranMandala.com -Khalid bin Walid, terkenal sebagai salah satu panglima perang terbesar dalam sejarah Islam. Beliau mencatatkan prestasi luar biasa di medan perang. Di mana itu, namanya menjadi legendaris, seiring dengan keberhasilannya yang gemilang dalam berbagai pertempuran.
Lahir pada tahun 592 M, Khalid merupakan putra dari Walid bin al-Mughirah dan Lubabah binti al-Harith. Meski pernah menjadi musuh Islam dan ikut berperang melawan kaum Muslimin, termasuk dalam Perang Uhud, takdir membawanya ke jalan yang berbeda. Seiring waktu, ia bertransformasi menjadi salah satu pahlawan terbesar dalam sejarah Islam.
Dalam buku Ensiklopedia Sahabat Rasulullah yang disusun oleh Wulan Mulya Pratiwi dkk, terungkap bahwa Khalid bin Walid sebenarnya merupakan kerabat dekat Rasulullah SAW. Ternyata bibinya, Maimunah, adalah istri sang nabi.
Khalifah Visioner di Balik Terbentuknya Angkatan Laut Islam Pertama
Selain itu, Khalid juga merupakan sepupu dari Umar bin Khattab. Meski demikian, Khalid bin Walid menemukan hidayah dan akhirnya memeluk Islam. Seperti yang dijelaskan dalam buku Para Panglima Perang Islam karya Rizem Aizid, setelah memeluk Islam, Khalid dipercaya menjadi juru tulis Nabi SAW dan terkenal dengan gelar Abu Sulaiman.
Khalid bin Walid tidak hanya terkenal sebagai panglima perang yang ulung, tetapi juga sebagai sosok yang berhasil menyatukan kekuatan politik yang kelak terkenal sebagai kekhalifahan Islam. Ia juga menjadi satu-satunya panglima tertinggi di masa Nabi Muhammad SAW dan para penerusnya.
Beberapa pertempuran penting yang pemimpinnya oleh Khalid bin Walid pada masa Rasulullah SAW antara lain Perang Mu’tah, Pembebasan Mekkah, Pertempuran Hunain, Pengepungan Thaif, Pertempuran Tabuk, dan Haji Wada’.
Dalam Perang Mu’tah, Khalid kehilangan sembilan pedangnya, yang membuat Rasulullah SAW memberinya gelar “Pedang Allah yang Terhunus”. Hal itu sebagai penghormatan atas keberaniannya di medan perang.
Sebagai seorang pemimpin yang brilian dalam pertempuran, Khalid bin Walid merancang strategi cerdik yang mengguncang lawan. Dengan perintah untuk mengubah posisi pasukan, barisan belakang ke depan dan sayap kiri ke kanan. Serta sebaliknya,ia menciptakan ilusi kekuatan tambahan.
Pasukan yang terus bergerak ke depan menyebabkan debu berterbangan. Mengaburkan penglihatan musuh dan membuat mereka yakin bahwa pasukan muslimin memiliki bala tentara baru. Strategi ini membuat pasukan lawan ragu untuk menyerang, memberikan kemenangan kepada pasukan muslimin.