Minggu, 2 Februari 2025 14:00

KoranMandala.com -Jibril ‘alaihissalam merupakan pemimpin para Malaikat yang memiliki tugas penting dari Allah untuk menyampaikan wahyu kepada para Rasul, termasuk Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم. Dalam melaksanakan amanah tersebut, Jibril terkadang menyamar dalam wujud manusia, sesuai dengan kehendak Allah.

Pada suatu kesempatan ketika bertemu dengan Rasulullah صلى الله عليه وسلم, Malaikat Jibril hadir dengan menyerupai seorang sahabat Nabi yang terkenal berwajah tampan, yaitu Dihyah Al-Kalbi radhiyallahu ‘anhu.

Keistimewaan Dihyah dari sahabat lainnya adalah ketampanan wajahnya yang mempesona. Karena itu, beliau menjadi kepercayaan Rasulullah صلى الله عليه وسلم untuk menjadi salah satu delegasi Islam yang mengirimkan surat kepada para penguasa, termasuk Kisra dan Kaisar.

Kisah Pemecatan Khalid bin Walid oleh Khalifah Umar bin Khattab: Sebuah Teladan Keteguhan Hati dan Keikhlasan

Pada tahun keenam Hijriyah, Nabi صلى الله عليه وسلم memberikannya tugas untuk menyampaikan surat kepada Hiraklius, Kaisar Romawi. Dihyah Al-Kalbi yang terkenal memiliki penampilan yang sangat mirip dengan Malaikat Jibril, dengan wajah tampan, jenggot, postur tubuh, dan usia yang serupa saat Jibril menampakkan diri dalam wujud manusia.

Setelah berakhirnya Perang Khandaq, Nabi صلى الله عليه وسلم beserta para sahabat meluangkan waktu untuk beristirahat. Pada saat itu, Malaikat Jibril datang dalam wujud seorang manusia untuk menemui Rasulullah صلى الله عليه وسلم dan menyampaikan sebuah pesan. “Apakah engkau telah meletakkan senjata? Jangan demikian! Para Malaikat sama sekali belum meletakkan senjata! Keluarlah engkau menuju Bani Quraizhah, dan perangilah mereka!”

Ketika Nabi Muhammad SAW melewati suku Bani Ghanm, beliau menanyakan siapa yang baru saja melintas. Para anggota suku tersebut pun menjawab dengan penuh hormat. “Telah melewati kami, Dihyah bin Kalbi!”

Dalam riwayat lain menyebutkan bahwa pada suatu ketika, Nabi Muhammad SAW sedang berada bersama istrinya, Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha. Pada saat itu, Malaikat Jibril datang menjelma dalam bentuk seorang manusia. Setelah kepergian Malaikat Jibril, Nabi Muhammad SAW bertanya kepada istrinya mengenai sosok tamu yang baru saja mengunjungi mereka. Ummu Salamah pun menjawab dengan tenang, menjelaskan identitas tamu tersebut. “Dia adalah komandan tentara, Dihyah”.

Nabi صلى الله عليه وسلم tersenyum dan menjelaskan bahwa tamu yang hadir tersebut adalah Malaikat Jibril. Ini menjadi bukti akan kesamaan antara Dihyah Al-Kalbi dan penjelmaan Malaikat Jibril dalam bentuk manusia.

Ketika Nabi mengutus Dihyah untuk menemui Kaisar Romawi, Hiraklius, ia membawa surat yang berisi ajakan untuk memeluk Islam. Surat tersebut ia bacakan di dalam istana, di hadapan Abu Sufyan dan rekan-rekannya yang sedang berdagang di Syam.

Hiraklius kemudian memanggil Uskup Kota Liya di Syam, Ibnu Nathur, yang menjadi rujukan utama dalam persoalan agama. Dalam pertemuan tersebut, Dihyah juga hadir. Ibnu Nathur, selain menjabat sebagai uskup, juga merupakan sahabat dekat Hiraklius.

1 2



Sumber:

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Penulis
Exit mobile version