Dengan demikian, Awug tampaknya lebih mirip dengan kue tradisional lainnya.
5 Bakmi Paling Enak di Bandung dengan Harga Terjangkau Wajib Anda Coba, Berikut Reviewnya
Sampai saat ini, makanan Awug masih memiliki peran simbolisme yang melambangkan doa dan harapan.
Makanan ini masih sering menjadi sajian saat upacara panen padi atau pernikahan.
Filosofi Awug
Mengutip dari berbagai sumber, ada beberapa filosofi terkait makanan awug
- Bentuknya yang seperti kerucut menandakan bahwa dalam menjalani kehidupan haruslah mengerucut pada satu tujuan.
- Lapisan manis dan putih melambangkan bahwa kehidupan adakalanya mudah (manis) dan adakalanya sulit (beras ketan).
- Kue Awug biasanya melambangkan kemakmuran dan kesejahteraan dalam budaya Sunda dan dianggap sebagai pembawa berkah.
Variasi Jenis Awug
Ada dua jenis awug-awug.
Yang pertama menggunakan gula Jawa, tanpa pewarna makanan, dan memiliki pembungkus menggunakan daun pisang dengan isian gula merah.
Jenis yang kedua berbentuk kotak dengan pewarna merah-putih dan gula pasir.
Bahan Pembuatan Kue Awug
- Bahan Utama: Tepung beras adalah bahan utama untuk membuat Kue Awug, dan itu menunjukkan kekayaan hasil pertanian orang Sunda.
2. Pembuatan: Kue Awug tercipta dengan mengukus campuran tepung beras, gula merah, dan kelapa parut, yang kemudian mengunakan ayak menggunakan alat tradisional yang kita sebut “awug”.
3. Pelengkap: Gula merah dan kelapa parut memberikan rasa manis dan gurih, dan sering menambahkan daun pandan untuk memberikan aroma yang harum.***