KoranMandala.com -Jalan Otto Iskandardinata, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Jalan Otista, bukanlah nama asing bagi warga Bandung.
Jalan ini dipenuhi dengan deretan toko dan bangunan yang menjadi bagian dari denyut kehidupan kota. Namun, di balik kesibukannya, Jalan Otista menyimpan sejarah panjang yang erat kaitannya dengan perjuangan dan kepahlawanan.
Sejarah Jalan Otista
Nama Jalan Otista diambil dari sosok Pahlawan Nasional, Otto Iskandardinata. Ia dikenal sebagai pejuang yang memiliki peran penting dalam membela hak-hak masyarakat pribumi, termasuk di kawasan Pasar Baru Bandung.
Pada masa kolonial Belanda, penduduk asli Pasar Baru sempat berselisih dengan tentara Belanda. Konflik yang berkepanjangan itu memuncak ketika tentara Belanda mulai bertindak represif dan menodongkan senjata kepada warga.
Di saat genting, Otto Iskandardinata turun tangan sebagai penengah. Berkat keberaniannya, ia berhasil menyelesaikan konflik tersebut dan membuka jalan bagi masyarakat pribumi untuk mendirikan toko di kawasan Pasar Baru.
Sebagai bentuk penghormatan atas jasanya, nama Otto Iskandardinata kemudian diabadikan menjadi nama jalan yang kini dikenal sebagai Jalan Otista.
Setiap sudut jalan ini seakan menjadi saksi bisu perjuangan yang telah mengubahnya dari sekadar jalur perdagangan menjadi simbol perjuangan dan kebebasan.
Jalan Otista, Lorong Waktu yang Hidup
Sejarah Jalan Otista tidak hanya mengalir di antara trotoar dan beton, tetapi juga menjadi inspirasi bagi warga Bandung. Setiap langkah di jalan ini adalah pengingat akan arti perjuangan dan kemerdekaan.
Dari jalur perdagangan masa lampau hingga menjadi jalan raya yang menghubungkan masa lalu dengan masa kini, Otista tetap menjadi bagian penting dalam kehidupan kota.