Masa Pendudukan Jepang
Pada 1942, ketika Perang Dunia II berkecamuk dan Jepang menguasai Indonesia, pabrik ini diambil alih oleh pemerintah Jepang dan berganti nama menjadi Rikuyun Kinine Seizoshyo.
Produksi pil dan tablet kina tetap berlangsung, namun hasilnya dikirim ke Jepang serta wilayah lain untuk kepentingan perang Pasifik.
Jepang hanya memproduksi tota kina—ekstrak kina yang belum terpisah dari alkaloid lainnya—untuk konsumsi domestik.
Pasca Kekalahan Jepang
Setelah Jepang menyerah kepada Sekutu pada 1945, pabrik ini dikelola oleh perusahaan swasta Bandoengsche Fabriek N.V..
Sepuluh tahun kemudian, kepemilikannya beralih ke Combinatie Voor Chemische Industrie berdasarkan akta yang ditandatangani oleh Mr. R. Soewardi pada 3 November 1954.
Ketika pemerintah Indonesia menasionalisasi perusahaan-perusahaan Belanda pada 1958, pabrik ini diambil alih oleh negara dan berubah nama menjadi Perusahaan Negara Farmasi dan Alat Kesehatan Bhinneka Kina Farma. Pada 1971, namanya resmi menjadi PT Kimia Farma.
Kimia Farma Saat Ini
Meski tidak lagi memproduksi obat kina, gedung ini masih digunakan sebagai fasilitas operasional Kimia Farma hingga saat ini. Bahkan, sesekali suara mesin produksi masih terdengar dari dalam bangunan bersejarah tersebut.***