Renovasi ini membawa nuansa Art Deco yang kuat dalam desainnya, menjadikan Grand Hotel Preanger sebagai salah satu contoh terbaik arsitektur kolonial yang memadukan gaya Eropa dengan unsur lokal.
Hingga kini, hotel ini terus mengalami berbagai perbaikan untuk mempertahankan kenyamanannya sebagai hotel bintang lima, sembari tetap menjaga unsur arsitektur aslinya yang bersejarah.
Pada tahun 1987, kepemilikan hotel ini beralih ke Aerowisata, anak perusahaan Garuda Indonesia Group, dan berganti nama menjadi “Grand Hotel Preanger.”
Terbaru! Login 15 Akun FF Sultan Gratis Hari Ini 23 Februari 2025
Kedatangan Charlie Chaplin
Grand Hotel Preanger pernah menjadi persinggahan salah satu tokoh film legendaris dunia, Sir Charles Spencer Chaplin. Aktor komedi asal Inggris ini dikenal sebagai sutradara serta ikon era film bisu Hollywood.
Pada tahun 1932, Charlie Chaplin tiba di Batavia (sekarang Jakarta) dengan kapal dan langsung bertolak ke Bandung.
Ia bersama saudaranya sempat singgah di Grand Hotel Preanger sebelum melanjutkan perjalanan ke Garut. Di hotel ini, mereka beristirahat, membersihkan diri, dan menikmati makan malam.
Chaplin terkesan dengan kemodernan Hotel Preanger, yang menurutnya memiliki keunikan tersendiri dibandingkan hotel-hotel lain di Jawa.
Pengalamannya menginap di hotel ini bahkan ia catat dalam bukunya, A Comedian Looks at the World.
Mini Museum Wolff Schoemaker
Sebagai bentuk penghormatan terhadap warisan arsitekturnya, Grand Hotel Preanger memiliki Mini Museum Wolff Schoemaker.
Museum ini didedikasikan untuk mengenang sang arsitek, C.P. Wolff Schoemaker, yang bertanggung jawab atas renovasi besar hotel pada tahun 1929.