KoranMandala.com -Meski kabut tebal dan hujan menyelimuti Bumi Seni Tarikolot, Desa Sukamukti, Kecamatan Jalaksana, Kuningan, acara Anjangsana Budaya dan Kemah Pentas Kolaborasi Seni tetap berlangsung pada Jumat, 21 Februari 2025, pukul 14.00 – 17.00 WIB.
Pemilik padepokan sekaligus tuan rumah, Kang Yusup Oeblet, menegaskan bahwa hujan yang turun di tengah acara merupakan pertanda alam mendukung kegiatan ini. Ia mengapresiasi semangat para seniman yang tetap menampilkan kreativitas di atas hamparan rumput hijau, dengan panggung sederhana berupa bentangan kain putih.
Bale Rumawat Padjadjaran, Garda Terdepan Pelestarian Budaya Sunda
Pentas Kolaborasi Seni ini menghadirkan berbagai pertunjukan, di antaranya Padepokan Wargo Budoyo Magelang pimpinan Singgih Arif Kusnadi, serta Sanggar Purwa Kencana “Topeng Losari Cirebon” yang dipimpin oleh maestro tari, Nani Sawitri.
Penari kontemporer melegenda, Iing Sayuti dari Indramayu, juga tampil memukau. Mengenakan busana serba putih dan bertelanjang dada, ia tetap konsisten menari di tengah hujan, menunjukkan kelenturan tubuhnya yang penuh ekspresi.
Salah satu penampilan yang menarik perhatian adalah Tari Topeng Kelana dari Cirebon. Tarian ini memiliki ciri khas unik, di mana sang penari menutup wajahnya dengan topeng dan menampilkan gerakan penuh makna.
Menurut Mbak Nani, tarian tradisional bukan sekadar gerakan, tetapi juga mengandung ajaran hidup. Hal ini tersirat dalam gerakan galèong (sikap kayang), gantung sikil (menggantung kaki), dan pasang naga seser (kuda-kuda). Setiap gerakan selaras dengan alam, makhluk, dan Sang Pencipta.
Acara ini menjadi ajang apresiasi seni budaya serta memperkuat persaudaraan antar pelaku seni dari berbagai daerah.