Ketiga, pertimbangan beasiswa.
Banyak beasiswa yang hanya tersedia untuk jurusan tertentu, sehingga ada yang terpaksa memilih jurusan tersebut meskipun tidak sesuai dengan minatnya.
Keempat, tekanan dari orang tua.
Banyak orang tua yang ingin anaknya mengambil jurusan tertentu tanpa mempertimbangkan minat dan bakat sang anak.
Ada satu teknik sederhana yang bisa kamu gunakan dalam memilih jurusan kuliah, yaitu teknik “What and Who” atau “Apa dan Siapa”.
What (Apa)
Pertama, tanyakan pada diri sendiri
Apa pelajaran atau hal yang paling kamu sukai?
Ini bukan tentang nilai tertinggi di rapor, tetapi tentang pelajaran yang benar-benar kamu tunggu-tunggu.
Apa yang ingin kamu pelajari sampai ke akarnya?
Bukan hanya sekadar tahu, tapi benar-benar ingin mengeksplorasi lebih dalam.
Misalnya, jika seseorang menyukai matematika dan fisika, serta tertarik pada angka, logika, dan pemecahan masalah, beberapa jurusan yang relevan bisa berupa Teknik Informatika, Statistika, Teknik Sipil, atau Teknik Mesin.
Who (Siapa)
Selanjutnya, tanyakan pada diri sendiri:
Dalam 5-10 tahun ke depan, kamu ingin menjadi siapa?
Profesi apa yang ingin kamu tekuni?
Di mana kamu ingin bekerja?
Misalnya, jika seseorang bercita-cita menjadi entrepreneur atau bekerja dalam bidang pembangunan dan perencanaan wilayah, maka beberapa jurusan yang sesuai bisa meliputi Bisnis, Teknik Informatika, Teknik Sipil, atau Teknik Geologi.
Cari Irisan
Dari dua langkah sebelumnya, buat daftar jurusan yang muncul di kedua kategori tersebut.
Misalnya, jika di bagian “What” terdapat Teknik Sipil dan Teknik Informatika, sementara di bagian “Who” juga ada Teknik Sipil dan Teknik Informatika, maka kedua jurusan ini bisa menjadi pilihan terbaik.
Untuk memastikan pilihan yang tepat, konsultasikan dengan guru BK, mentor, atau orang tua.
Selain itu, cari informasi mendalam tentang jurusan tersebut, termasuk mata kuliah yang akan kamu pelajari dan praktikumnya.
Farhan juga mengatakan bahwa memilih jurusan tidak boleh hanya berdasarkan nama atau prospek kerja semata, tetapi harus benar-benar kamu pahami dari akar hingga ke dalamnya.
Dengan begitu, kamu bisa menghindari rasa menyesal karena salah jurusan.
Semoga tips dari Farhan ini dapat membantu! ***