KoranMandala.com -Sitt al-Mulk, putri Khalifah Al-Aziz Billah dari Dinasti Fatimiyah, lahir sekitar tahun 970 M dan wafat pada 5 Februari 1023. Kehidupannya yang luar biasa menjadi tonggak penting dalam sejarah perempuan di ranah politik, yang pada abad ke-11 masih mendominasi oleh kaum laki-laki, khususnya di Mesir.
Setelah hilangnya saudara tirinya, Khalifah Al-Hakim bi-Amr Allah, pada tahun 1021, Sitt al-Mulk mengambil alih kendali pemerintahan Dinasti Fatimiyah. Ia tidak hanya terkenal sebagai seorang putri khalifah, tetapi juga sebagai pemimpin yang cakap dan berpengaruh, mampu membawa stabilitas di tengah situasi politik yang penuh gejolak.
Sebagai penguasa de facto, Sitt al-Mulk menunjukkan kepemimpinan yang tegas dan visioner. Ia berhasil mengembalikan ketertiban, mereformasi sistem administrasi, serta memulihkan kebijakan toleransi beragama yang sempat terhapus oleh Al-Hakim. Kiprahnya dalam pemerintahan menjadi bukti nyata bahwa perempuan memiliki peran krusial dalam sejarah Islam.
Fatima Al-Fihri: Perintis Universitas Pertama di Dunia dalam Sejarah Peradaban Islam
Asal-Usul dan Riwayat Sitt al-Mulk
Sitt al-Mulk, yang dalam bahasa Arab berarti “Wanita dari Kerajaan,” merupakan salah satu tokoh perempuan paling berpengaruh dalam sejarah Dinasti Fatimiyah di Mesir.
Ia adalah putri Khalifah Al-Aziz Billah, penguasa kelima dinasti tersebut yang memerintah dari tahun 975 hingga 996 M. Latar belakang keluarganya mencerminkan keberagaman budaya istana Fatimiyah pada masa itu, ayahnya adalah seorang Muslim Syiah Ismailiyah, sementara ibunya berasal dari Kekaisaran Bizantium dan beragama Kristen.
Sejak kecil, Sitt al-Mulk besar dalam lingkungan istana Qasr al-Bahr (Istana Laut) di Kairo, ibu kota baru Dinasti Fatimiyah yang pindah dari Tunisia oleh kakeknya, Al-Mu’izz li-Din Allah, pada tahun 972–973 M.
Istana ini tidak hanya berfungsi sebagai pusat pemerintahan, tetapi juga menjadi pusat kebudayaan dan intelektual Fatimiyah selama berabad-abad.
Khalifah Al-Aziz Billah menunjukkan kasih sayang dan perhatian besar terhadap putrinya, memberikannya berbagai hak istimewa yang jarang ternikmati oleh perempuan bangsawan pada masanya.
Sitt al-Mulk mempunyai kekayaan yang melimpah, sebuah istana pribadi yang megah, serta ada 4.000 pelayan dan pasukan khusus yang bertugas untuk menjaganya. Privilegenya yang luar biasa ini mencerminkan kedudukan istimewanya dalam lingkungan istana serta pengaruhnya dalam dinamika politik dan sosial Dinasti Fatimiyah.
Dinasti Fatimiyah terkenal sebagai pelindung ilmu pengetahuan dan seni, serta mendirikan berbagai institusi pendidikan, termasuk Universitas Al-Azhar yang tetap berdiri hingga kini.