وَلَا تُطِعْ مَنْ اَغْفَلْنَا قَلْبَهٗ عَنْ ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوٰىهُ وَكَانَ اَمْرُهٗ فُرُطًا
“dan janganlah engkau mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti keinginannya dan keadaannya sudah melewati batas.”(QS. Al-Kahf: 28).
Hati yang mati merupakan hati yang suram.
Terlalu jauh dari cahaya petunjuk.
Ia lebih berbahaya dibandingkan dengan tubuh yang sudah tiada.
Karena tubuh yang telah tiada dapat memisahkan seseorang dari kesenangan dunia.
Jika hatinya mati, maka ia akan terputus dari kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Dan dia akan menderita selamanya.
3. Qalbun Salim
Secara linguistik, qalbun salim adalah kombinasi dari dua kata dalam bahasa Arab.
Qalbun, yang berarti jantung.
Dan salim, yang memiliki makna yang sangat luas: sehat, aman, bersih, jujur, suci.
Apabila kedua kata ini disatukan, qalbun salim berarti hati yang bersih, sehat, selamat, dan tulus dalam setiap gerakan, pemikiran, perasaan, tindakan, dan sebagainya.
Para ahli menjelaskan bahwa hati seseorang dapat disebut qalbun salim jika bebas dari kesyirikan, terjauhkan dari ajaran yang menyimpang, atau ide-ide yang keliru.
Selain itu, kriteria hati yang sehat adalah hati yang bebas dari berbagai penyakit hati seperti iri, sombong, pamer, dan sejenisnya.
Pemilik qalbun salim senantiasa terdorong untuk menjalankan ketaatan.
Memiliki integritas spiritual, moral, dan intelektual yang tinggi.
Karena di dalam sanubari itulah ketakwaan bertempat.
Sesuai dengan penjelasan dari Baginda Nabi yang diceritakan oleh Imam Muslim,
التَّقْوَى هَاهُنَا وَيُشِيرُ إِلَى صَدْرِهِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ
“Takwa itu di sini—sambil menunjuk ke dada sebanyak tiga kali.” (HR. Muslim No. 2564).
Secara linguistik, qalbun salim terdiri dari dua kata dalam bahasa Arab.
Qalbun, yang berarti jantung. Dan salim, yang memiliki banyak makna: sehat, selamat, bersih, tepat, suci.
Jika kedua kata ini disatukan, qalbun salim berarti hati yang bersih, selamat, suci, dan tulus dalam setiap tindakan, pikiran, perasaan, gerak, dan sebagainya.
Para cendekiawan menjelaskan bahwa hati seseorang dapat disebut qalbun salim jika bebas dari kesyirikan, terlindungi dari aqidah yang menyimpang, atau ide-ide yang salah.
Selain itu, kriteria hati yang sehat adalah hati yang bebas dari semua penyakit hati seperti iri, sombong, pamer, dan sejenisnya.
Pemilik qalbun salim akan senantiasa termotivasi untuk menjalankan ketaatan.
Memiliki integritas yang tinggi dalam aspek spiritual, moral, dan intelektual. Sebab di dalam hati itulah ketulusan hidup berada. ***