Ada pula tiga kasus infeksi manusia yang penyebabnya tidak dapat dipastikan. Namun, hingga kini belum ada laporan resmi tentang orang yang jatuh sakit setelah mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi flu burung, termasuk keju susu mentah.
Faktor pH dalam Penuaan Keju
Penelitian ini juga menemukan bahwa virus H5N1 tetap infeksius setelah proses pembuatan dan penuaan keju dalam berbagai tingkat keasaman (pH).
Selama dua bulan penuaan, virus tetap stabil pada pH 6,6 dan 5,8, tetapi tidak ditemukan pada pH 5,0. Ini menunjukkan bahwa membuat keju lebih asam dapat membantu membunuh virus dan meningkatkan keamanannya untuk dikonsumsi.
Dr. Seema Lakdawala dari Universitas Emory, pakar yang mempelajari penularan H5N1, menambahkan bahwa kandungan susu dapat mencegah degradasi virus di permukaan dan meningkatkan stabilitas pH. Oleh karena itu, diperlukan pH yang lebih rendah untuk menonaktifkan virus secara efektif.
Pentingnya Konsumsi Produk Susu Pasteurisasi
Studi FDA yang sedang berlangsung juga menunjukkan bahwa produk susu pasteurisasi lebih aman, karena pasteurisasi terbukti mampu menonaktifkan virus. Dari 110 sampel keju yang diuji, 96 sampel menunjukkan hasil negatif, menandakan bahwa produk tersebut kemungkinan besar tidak terkontaminasi oleh susu yang terinfeksi.
“Temuan ini semakin menguatkan pentingnya menghindari konsumsi produk susu mentah dan memastikan bahwa produk susu bebas dari flu burung,” ujar Lakdawala. “Hanya produk susu yang dipasteurisasi yang dapat dijamin keamanannya.”
Dengan temuan ini, para ahli merekomendasikan pengawasan ketat terhadap produk susu mentah untuk mencegah risiko penularan flu burung kepada manusia. (NADINDA/MG)