Oleh: Daddy Rohanady
Anggota Komisi IV DPRD Jawa Barat
Peningkatan Rata-rata Lama Sekolah (RLS) menjadi salah satu indikator utama dalam menilai kualitas pendidikan di suatu daerah. Di Jawa Barat, Pemerintah Provinsi (Pemprov) terus berupaya meningkatkan RLS agar semakin banyak warga yang mendapatkan pendidikan menengah. Namun, dalam kondisi keterbatasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), muncul pertanyaan: haruskah peningkatan RLS selalu dilakukan dengan membangun SMA/SMK negeri baru?
Tantangan dalam Peningkatan RLS di Jawa Barat
Jawa Barat memiliki populasi terbesar di Indonesia dengan tantangan utama berupa daya tampung SMA/SMK negeri yang masih terbatas. Banyak lulusan SMP kesulitan mengakses sekolah negeri karena jumlahnya belum mencukupi. Akibatnya, sebagian besar siswa terpaksa memilih sekolah swasta yang biaya pendidikannya lebih tinggi.
Selain itu, keterbatasan APBD membuat pemerintah harus selektif dalam mengalokasikan anggaran untuk pendidikan. Jika setiap tahun Pemprov Jabar hanya mengandalkan pembangunan sekolah baru sebagai solusi utama, maka beban fiskal akan semakin berat. Oleh karena itu, strategi yang lebih inovatif dan beragam perlu diterapkan agar peningkatan RLS tetap tercapai tanpa membebani anggaran daerah secara berlebihan.
Daddy Rohanady Sambut Baik Komitmen KDM Tingkatkan Belanja Modal Jabar
Strategi Pemprov Jabar dalam Peningkatan RLS
1. Revitalisasi dan Optimalisasi Sekolah yang Ada
Membangun sekolah baru memerlukan anggaran besar untuk lahan, gedung, dan tenaga pengajar. Sebagai alternatif, Pemprov Jabar bisa lebih fokus pada revitalisasi sekolah eksisting. Dengan menambah ruang kelas, fasilitas laboratorium, dan sarana belajar lainnya, daya tampung bisa meningkat tanpa harus membangun sekolah dari nol.
2. Pemanfaatan Sekolah Swasta dengan Skema Bantuan Subsidi
Mengingat jumlah sekolah swasta di Jawa Barat cukup banyak, pemerintah bisa bekerja sama dengan sekolah-sekolah tersebut untuk menampung siswa dari keluarga kurang mampu. Skema subsidi biaya pendidikan bagi siswa miskin di sekolah swasta bisa menjadi solusi lebih efisien daripada membangun sekolah baru.
3. Meningkatkan Akses Pendidikan Terbuka dan Nonformal
Program seperti Paket C dan pendidikan berbasis komunitas bisa menjadi solusi bagi mereka yang tidak dapat mengakses sekolah formal. Dengan penguatan program Kejar Paket C dan integrasi teknologi digital, pendidikan menengah bisa lebih mudah diakses tanpa harus membangun infrastruktur fisik baru.
4. Pendidikan Berbasis Digital dan Hybrid Learning
Pemanfaatan teknologi bisa menjadi solusi jangka panjang. Dengan memperbanyak program pembelajaran daring (online learning) atau hybrid learning, siswa dari daerah terpencil atau yang belum tertampung di sekolah negeri tetap bisa mendapatkan akses pendidikan berkualitas.
5. Kolaborasi dengan Dunia Industri dan Dunia Usaha
Untuk SMK, kerja sama dengan industri bisa diperkuat agar siswa mendapatkan akses pelatihan di luar sekolah. Dengan sistem magang atau pembelajaran berbasis industri, siswa tetap bisa mendapatkan keterampilan tanpa harus bergantung sepenuhnya pada infrastruktur sekolah yang terbatas.
Peningkatan RLS di Jawa Barat tidak harus selalu dilakukan dengan membangun SMA/SMK negeri baru. Pemprov Jabar bisa mengoptimalkan sekolah yang sudah ada, bekerja sama dengan sekolah swasta, memperkuat pendidikan nonformal, serta memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran. Dengan strategi ini, keterbatasan APBD tidak menjadi penghalang dalam memastikan seluruh masyarakat Jawa Barat mendapatkan akses pendidikan yang layak dan merata.