Menggapai keselamatan melalui amal kebajikan dan ketaatan yang konsisten
Keselamatan jiwa hanya dapat tercapai melalui kesadaran diri, ikhtiar yang sungguh-sungguh, dan doa yang tulus. Upaya untuk memperbaiki kekurangan harus melalui amal saleh, seperti memperbanyak istigfar, menegakkan salat, serta menjauhi segala bentuk dosa. Sebagaimana firman Allah Ta’ala,
قَدْ أَفْلَحَ مَن تَزَكَّىٰ
“Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan dirinya (dengan iman dan amal saleh).” (QS. Al-A’la: 14)
Sadarlah bahwa jiwa yang senantiasa bersih dan taat akan mengantarkan pada ketenangan batin dan kebahagiaan yang hakiki. Sebaliknya, jiwa yang dibiarkan larut dalam kelalaian hanya akan menumpuk dosa dan mendatangkan murka Allah.
Oleh karena itu, kita perlu senantiasa memohon taufik dan hidayah-Nya agar tetap teguh di jalan yang lurus hingga akhir hayat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun sering berdoa agar dianugerahi keistiqamahan dalam keimanan dan ketaatan.
Membangkitkan kesadaran diri melalui refleksi dan pertobatan yang mendalam
Agar terhindar dari kelalaian yang berulang, setiap Muslim seyogianya membiasakan diri untuk melakukan muhasabah atau introspeksi secara rutin. Muhasabah merupakan proses evaluasi diri terhadap kekurangan dan dosa yang pernah dilakukan, sekaligus menjadi langkah awal dalam mencari solusi agar kesalahan serupa tidak terulang di masa mendatang. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
الْكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ، وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ
“Orang yang cerdas adalah orang yang senantiasa menghisab dirinya dan beramal untuk kehidupan setelah kematian.” (HR. Tirmidzi no. 2459)
Langkah selanjutnya adalah bertobat dengan sepenuh hati atas setiap dosa dan kekhilafan yang kita sadari. Sebagaimana firman Allah Ta’ala,
وَتُوبُوٓا۟ إِلَى ٱللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ ٱلْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung.” (QS. An-Nur: 31)
Tobat merupakan wujud komitmen untuk tidak mengulangi perbuatan dosa, disertai dengan upaya memperbanyak amal saleh sebagai bentuk ikhtiar memperbaiki diri. Allah mencintai hamba-hamba-Nya yang senantiasa bertobat dan menyucikan diri, sebagaimana tertuang dalam firman-Nya pada QS. Al-Baqarah: 222.
Semoga dengan melakukan introspeksi dan memperkuat tobat, kita mampu menghidupkan kembali jiwa yang telah ternoda oleh kelalaian dan dosa.
Allah telah membuka pintu rahmat-Nya seluas-luasnya bagi siapa pun yang ingin kembali kepada-Nya dan memperbaiki amal kehidupannya.
Jangan biarkan waktu berlalu tanpa adanya perubahan ke arah yang lebih baik. Senantiasa panjatkan doa agar Allah menganugerahkan taufik dan kekuatan untuk terus bermuhasabah, memperbaiki kekurangan diri, serta menjaga diri dari jebakan dosa.