Koran Mandala -Tepat di usia ke-57, Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung tak sekadar merayakan hari jadi. Di bawah sorotan lampu Aula Abdjan Soelaeman, Kamis 17 April 2025, UIN Bandung mendeklarasikan sebuah langkah besar: menjadi pusat kajian halal nasional.
Momen ini menjadi lebih istimewa dengan kehadiran Menteri Agama RI, Nasaruddin Umar. Ia disambut hangat oleh civitas akademika dan jajaran Kantor Wilayah Kementerian Agama Jawa Barat yang dipimpin Ajam Mustajam. Aura kebersamaan dan semangat perubahan sangat terasa sepanjang acara.
Mengangkat tema “Menapaki Glokalisasi, Mewujudkan Impian Bersama”, Rektor UIN Bandung, Prof. Rosihon Anwar tak hanya berbicara soal masa lalu dan capaian. Ia hadir membawa arah baru yang visioner.
UIN Bandung Adakan Workshop Kebudayaan Bersama Ceu Etti Rochaeti
“Ini bukan sekadar perayaan, tapi momentum mempertegas identitas. Dengan delapan pilar unggulan, kami siap menjadi pusat kajian halal yang menyeluruh, terintegrasi, dan bereputasi,” tegas Prof. Rosihon dalam sambutannya.
Pilar-pilar tersebut meliputi Gedung Halal Center, program studi S1 Industri Halal dan S2 Tadris IPA, Lembaga Pelatihan Jaminan Produk Halal, Lembaga Pemeriksa Halal, hingga laboratorium referensi PTKIN pertama di Indonesia. Tak ketinggalan, Indonesian Journal of Halal Research juga menjadi bagian dari ekosistem pengetahuan yang sedang dibangun.
Sementara itu, Menteri Agama Nasaruddin Umar dalam pidatonya menyampaikan harapan besar. Menurutnya, UIN Bandung harus melampaui peran sebagai kampus keagamaan.
“Peradaban Islam modern ke depan harus berpindah ke Indonesia, dan UIN Bandung harus menjadi pionir. Kampus ini harus menjadi simbol kebangkitan intelektual Islam yang modern dan relevan dengan kebutuhan zaman,” ujarnya.
Nasaruddin juga menyoroti pentingnya penguatan SDM, terutama dalam meningkatkan kualitas dosen agar mampu mencetak lulusan yang berdaya saing tinggi.
Di balik gegap gempita acara, hadir pula harapan besar: bahwa dari Bandung, akan lahir solusi konkret bagi tantangan zaman—mulai dari ekonomi halal, pemberdayaan masyarakat, hingga penguatan identitas keislaman yang ramah dan progresif.
Dies Natalis ke-57 bukan akhir dari perjalanan, melainkan pintu pembuka untuk masa depan yang lebih berani dan berdampak..