Baca juga: 5 Manfaat Kuning Telur yang Sayang Jika Dilewatkan, Cocok untuk Diet
“Saya sangat bersyukur dengan dukungan-dukungan yang saya dapatkan untuk sampai sana panjang sekali,” ujarnya.
Secara terbuka Valerine mengakui, dia sebenarnya bukan tipe orang yang suka berbicara di depan publik. Namun dengan dukungan keluarga, sekolah dan pelatihnya dia bisa keluar dari comfort zone.
“Debat bukan hanya butuh ketrampilan tapi mental yang kuat, Tidak ada raihan yang mudah, semuanya perlu proses. Banyak waktu libur yang kami pakai untuk berlatih, tapi saya menjalaninya dengan senang, karena kegiatan ini sekarang jadi passion-ku,” tegasnya.
Kristi Ardiana, coach yang membimbing dua siswa BIS itu menjelaskan, kejuaraan debat dengan Bahasa Inggris adalah model kompetisi yang membutuhkan berbagai ketrampilan.
Selain kemampuan berbahasa Inggris, debater harus belajar public speaking, riset, dan critical thinking.
“Harus mampu berbicara dalam konteks yang tepat, mampu menyaring informasi memilah mana yang perlu mana yang tidak. Harus mampu menyampaikan dengan baik dan manner yang tepat,” kata Kristi.
Menurut Kristi, keahlian debat yang kini banyak dikompetisikan memiliki banyak manfaat. Di antaranya pengembangan karakter (character development) dan membangun kepercayaan diri serta membentuk kemauan yang kuat.
Debat membuat kita memiliki kemampuan berpikir kritis, menyatakan pendapat secara baik, mencari jalan tengah atas ketidaksepakatan dan lainnya.
Ditambahkan, terpilihnya Valerine dan Declan karena keduanya memiliki komitmen dan kemauan kerja keras yang tinggi.
Sementara itu, Kepala Sekolah BIS, Marci Russel, mengaku bangga dengan prestasi yang diraih siswanya di ajang NSDC 2023.
“Pencapaian mereka sungguh luar biasa, saya bangga sekali melihat mereka. Kemampuan mereka mengkomunikasikan masalah yang sedemikian rumit luar biasa, juga kemampuan risetnya. Mereka menginspirasi banyak murid lain di sini,” tutur Marci.
Sebagai informasi, National Schools Debating Championship (NSDC) adalah kompetisi debat parlementer tingkat SMA se-Indonesia yang diadakan setahun sekali.
Sebagai kompetisi tingkat nasional, NSDC diikuti oleh tim-tim yang mewakili berbagai provinsi di Indonesia.
Kompetisi NSDC berlangsung dalam 6 babak penyisihan menggunakan sistem power matching berdasarkan angka kemenangan (victory point) dan jumlah vote juri untuk menentukan Juara I, Juara II dan Juara III. Saat ini NSDC juga menjadi wahana seleksi delegasi Indonesia ke World Schools Debating Championship (WSDC). (din/ekp)